Liputan6.com, Soppeng - Kesedihan keluarga BG (17), siswi keterbelakangan mental yang menuntut ilmu di sebuah sekolah luar biasa di Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, berlipat ganda. Setelah diperkosa hingga hamil, bayi laki-laki yang dilahirkannya itu meninggal dunia pada Kamis, 2 Maret 2017.
Ibu kandung BG, Marsen, mengungkapkan bahwa cucunya sudah dinamai Muhammad Al Fatih. Bayi laki-laki hasil pemerkosaan terhadap anak kandungnya itu mengalami infeksi dan penyumbatan saluran pencernaan sebelum meninggal dunia.
"Pertama masuk rumah sakit itu pada 16 Februari 2017 lalu di RSUD Latemmamala, Kabupaten Soppeng, lalu dirujuk ke (RS Wahidin Sudirohusodi) Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif dan menjalani operasi karena dia menderita penyumbatan saluran pencernaan," kata Marsen.
Marsen mengungkapkan kondisi cucunya sempat membaik setelah dirawat intensif di RS Wahidin Sudirohusodo. "Tapi dibawa lagi ke RSUD (Latemmamala) Soppeng karena sakit yang sama, lalu kemarin siang cucu saya meninggal dunia," ucap dia sambil menahan air matanya.
Baca Juga
Advertisement
Meski bayi itu merupakan hasil pemerkosaan, Marsen mengaku sangat menyayangi cucunya tersebut. Saking sayangnya Marsen mengaku menyimpan potongan rambut dan kuku cucunya, Muhammad Al Fatih.
"Saya sayang dia (Muhammad Al Fatih), saya simpan rambut dan kukunya," tuturnya sedih.
Sementara itu, Humas RSUD Latemmamala Rahma yang dihubungi membenarkan adanya bayi dari siswi SLB yang meninggal di ruang Intensive Care Unit (ICU). "Menurut diagnosa dokter, sepsis, (Muhammad Al Fatih) mengalami penyumbatan saluran pencernaan dan infeksinya sudah parah," kata Rahma.
Sebelumnya, seorang gadis berketerbelakangan mental diduga diperkosa hingga hamil dan melahirkan. BG melahirkan bayinya dengan selamat pada 17 Januari 2017 lalu di kebun milik orangtuanya dengan peralatan seadanya.
Pihak kepolisian memastikan pemerkosa gadis itu bukan nama yang sempat disebut-sebut BG. Hal tersebut berdasarkan hasil tes DNA antara BG dan bayinya dengan DNA milik Ramli alias Elli.
"Tidak identik antara DNA keduanya," kata Kapolres Soppeng, AKBP Dodied Prasetyo, kepada Liputan6.com.