Di Daerah Ini Pajero Biasa buat Angkut Kambing hingga Jenazah

Sopir Pajero dan Fortuner senang jika muatannya jenazah.

oleh Katharina Janur diperbarui 27 Mar 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2017, 06:30 WIB
Pedalaman Papua
Jalanan pegunungan Papua rute angkutan mobil mewah (Liputan6.com / Katharina Janur)

Liputan6.com, Paniai - Mobil-mobil mewah jenis Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner berjajar rapi di sepanjang Pasar Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua. Mobil itu dipenuhi penumpang yang rata-rata membawa hasil kebun berupa sayur mayur atau umbi-umbian.

Mobil seharga ratusan juta itu ternyata sebuah angkutan antar kabupaten di wilayah pedalaman Papua. Rutenya melintasi beberapa kabupaten di wilayah adat Meepago, yakni Kabupaten Nabire, Dogiyai, Deiyai, dan Paniai.

Tarif angkutan antar kabupaten itu beragam, mulai Rp 350 ribu hingga Rp 600 ribu per orang. Namun jika mobil ini disewa, tarifnya pun berbeda.

Misalnya saja dari Kabupaten Nabire ke Kabupaten Dogiyai dihargai Rp 1,5 juta per satu kali antar penyewa. Jarak antar dua kabupaten itu ditempuh dengan waktu 6-7 jam perjalanan.

Berbeda jika mobil disewa dari Kabupaten Nabire ke Kabupaten Paniai, dikenai tarif Rp 3,5 juta. Jaraknya berkisar 250-an kilometer, ditempuh 10-12 jam.

Salah satu sopir angkutan antar kabupaten, Martono (35), menyebutkan per satu harinya dia selalu menyetor kepada pemilik mobil sekitar Rp 1 - 1,5 juta.

Jalanan pegunungan Papua rute angkutan mobil mewah (Liputan6.com / Katharina Janur)

"Penghasilan yang saya terima juga tak menentu. Bersihnya per bulan sekitar Rp 2 juta," ucapnya ketika ditemui Liputan6.com, di Kabupaten Dogiyai, Minggu (26/3/2017).

Menurut dia, mobil yang biasa dimiliki oleh warga kelas menengah ke atas ini juga biasa digunakan untuk mengangkut hewan piaraan seperti babi, kambing, ayam, hingga  jenazah.

"Saya senang jika angkut jenazah. Bayarannya bisa mencapai Rp 10 juta satu kali angkut. Kalau bawa hewan piaraan harganya bisa mencapai Rp 5 jutaan," katanya.

Kendaraan mewah jadi angkutan umum di Papua (Liputan6.com / Katharina Janur)

Mobil-mobil angkutan ini telah dimodifikasi dengan roda cakar dan ban yang yang dirancang khusus melewati jalur menanjak yang terjal, berbatu dan berlumpur. 

"Kalau mobil ini masuk bengkel bisa menghabiskan jutaan rupiah. Jika sudah dua kali angkut penumpang, kami harus rutin service, cek kondisi mobil, apakah ada yang rusak atau ada sparepart yang harus diganti," kata Arman, sopir antar lintas kabupaten di Meepago, Papua, yang telah 5 tahun 'narik' pakai Pajero.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya