Liputan6.com, Malang Dinas Kesehatan Tulungagung, Jawa Timur, menemukan sejumlah makanan takjil yang dijual pedagang mengandung bahan kimia berbahaya. Pedagang diminta tak menjual makanan itu lantaran berbahaya bagi konsumen.
Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, M Mastur mengatakan, dari 13 sampel makanan yang diuji, ditemukan lima produk pangan yang dijual pedagang positif mengandung bahan kimia berbahaya.
“Tiga produk mengandung boraks dan dua mengandung pewarna Rhodamin B atau pewarna sintetis. Bahan kimia itu peruntukannya bukan untuk makanan,” kata Mastur di Tulungagung, Rabu, 31 Mei 2017.
Advertisement
Sampel makanan itu diambil oleh petugas Dinas Kesehatan dari penjual takjil di sepanjang Jalan MT Haryono Kelurahan Kepatihan Tulungagung pada Selasa sore, 30 Mei 2017. Makanan dibeli secara acak dan dicurigai mengandung bahan kimia berbahaya itu meliputi kerupuk sampai sirup es.
Baca Juga
Sampel makanan itu diuji coba di laboratorium yang digelar di lokasi sidak. Ciri makanan basah mengandung boraks diketahui dari teksturnya yang kenyal, mengkilat, dan cenderung berwarna lebih putih. Kerupuk, misalnya, bisa lebih renyah tapi menimbulkan rasa getir di lidah jika mengandung boraks.
Sedangkan makanan minuman mengandung Rhodamin akan berwarna lebih terang dan mencolok. Kedua bahan kimia itu berbahaya untuk tubuh manusia, terutama jika dikonsumsi secara terus menerus.
"Makanan yang mengandung bahan kimia sebenarnya sangat sulit untuk dibedakan dengan produk biasa. Harus uji khusus di laboratorium untuk kepastiannya," ujar Mastur.
Dinas Kesehatan Tulungagung bakal terus mengawasi peredaran makanan dan minuman yang dijajakan pedagang takjil. Termasuk menyasar ke toko modern dan pusat jajanan jelang Lebaran nanti. Saat itu diyakini konsumsi masyarakat akan meningkat tajam.
"Akhir Ramadan kita akan masuk ke swalayan untuk mengecek produk makanan, terutama makanan kaleng," kata Mastur.