Ciri Penganan Buka Puasa Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Sejumlah bahan makanan yang dijual pedagang takjil atau penganan mempercepat buka puasa ditemukan mengandung boraks dan Rhodamin B.

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Jun 2017, 12:01 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2017, 12:01 WIB
Ini Ciri Makanan Takjil Mengandung Bahan Kimia Berbahaya
Petugas menguji bahan makanan yang dijajakan pedagang takjil di Tulungagung, Jawa Timur

Liputan6.com, Malang Dinas Kesehatan Tulungagung, Jawa Timur, menemukan sejumlah makanan takjil yang dijual pedagang mengandung bahan kimia berbahaya. Pedagang diminta tak menjual makanan itu lantaran berbahaya bagi konsumen.

Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, M Mastur mengatakan, dari 13 sampel makanan yang diuji, ditemukan lima produk pangan yang dijual pedagang positif mengandung bahan kimia berbahaya.

“Tiga produk mengandung boraks dan dua mengandung pewarna Rhodamin B atau pewarna sintetis. Bahan kimia itu peruntukannya bukan untuk makanan,” kata Mastur di Tulungagung, Rabu, 31 Mei 2017.

Sampel makanan itu diambil oleh petugas Dinas Kesehatan dari penjual takjil di sepanjang Jalan MT Haryono Kelurahan Kepatihan Tulungagung pada Selasa sore, 30 Mei 2017. Makanan dibeli secara acak dan dicurigai mengandung bahan kimia berbahaya itu meliputi kerupuk sampai sirup es.

Sampel makanan itu diuji coba di laboratorium yang digelar di lokasi sidak. Ciri makanan basah mengandung boraks diketahui dari teksturnya yang kenyal, mengkilat, dan cenderung berwarna lebih putih. Kerupuk, misalnya, bisa lebih renyah tapi menimbulkan rasa getir di lidah jika mengandung boraks.

Sedangkan makanan minuman mengandung Rhodamin akan berwarna lebih terang dan mencolok. Kedua bahan kimia itu berbahaya untuk tubuh manusia, terutama jika dikonsumsi secara terus menerus.

"Makanan yang mengandung bahan kimia sebenarnya sangat sulit untuk dibedakan dengan produk biasa. Harus uji khusus di laboratorium untuk kepastiannya," ujar Mastur.

Dinas Kesehatan Tulungagung bakal terus mengawasi peredaran makanan dan minuman yang dijajakan pedagang takjil. Termasuk menyasar ke toko modern dan pusat jajanan jelang Lebaran nanti. Saat itu diyakini konsumsi masyarakat akan meningkat tajam.

"Akhir Ramadan kita akan masuk ke swalayan untuk mengecek produk makanan, terutama makanan kaleng," kata Mastur.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya