Kapan Puncak Arus Mudik di Garut?

Perkiraan puncak kedatangan pemudik di Garut melalui bus didasarkan evaluasi dari tahun lalu.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Jun 2017, 19:32 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 19:32 WIB
Terminal Guntur, Garut, Jawa Barat
Perkiraan puncak kedatangan pemudik di Garut melalui bus didasarkan evaluasi dari tahun lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Liputan6.com, Garut - Arus mudik di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sampai hari ini masih terlihat lengang. Belum ada kepadatan penumpang bus yang berarti di Terminal Guntur, Garut, pada H-6 Lebaran ini.

Sejumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) seperti bus Primajasa, Karunia Bhakti, Wanaraja dari jurusan Jakarta, Merak serta bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) seperti dari jurusan Bekasi, Bandung dan sekitarnya belum banyak membawa penumpang ke Garut.

Tak mengherankan, sejumlah aktivitas angkut muat penumpang di terminal kedatangan pun masih berjalan normal seperti biasa. Belum ada kenaikan jumlah kedatangan penumpangan yang signifikan di sini.

"Biasa saja, paling lusa (mulai ramai)," ujar Iwan Setiawan, salah satu penanggung jawab salah satu bus AKAP, Senin (19/6/2017).

Berdasarkan evaluasi tahun lalu, Kepala Satuan Pelayanan Terminal Guntur, Sofyan memperkirakan terjadinya lonjakan kedatangan pemudik mulai terjadi pada H-4 lebaran. Sementara lonjakan yang paling tinggi akan terjadi pada H-2 Lebaran.

"Lihat saja nanti, kalau sampai sekarang masih normal," ucap dia di Terminal Guntur.

Adapun untuk melayani peningkatan kedatangan penumpang, pihaknya telah menyiagakan posko kesehatan yang bisa digunakan para penumpang, termasuk peningkatan jumlah personel kepolisian, dan TNI yang akan membantu pengamanan di kawasan terminal.

Sopir Jalani Tes Urine

Berkaitan dengan arus mudik ini, sebanyak 180 sopir bus AKAP maupun AKDP yang tercatat di terminal bus Guntur melaksanakan tes urine hari ini.

"Sampai sekarang baru 10 orang yang sudah menjalani pemeriksaan, tapi kan waktunya masih panjang sampai sore ini," ujar Sofyan.

Sopir bus di Terminal Guntur, Garut jalani tes urine untuk arus mudik 2017. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Kondisi prima para sopir yang akan mengendarai armada angkutan mudik tahun ini menjadi perhatian bersama. Alhasil pada saat pemeriksaan, para sopir yang didapati kurang fit, bahkan positif konsumsi narkoba langsung dilarang beroperasi.

"Kalau ditemukan (positif narkoba) perjalanan busnya akan langsung di-pending," ujarnya.

Sofyan mengatakan pula, pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan kegiatan rutin pemerintah untuk memastikan kesiapan sopir dalam melayani masyarakat selama mudik berlangsung.

"Apalagi Garut lebih banyak melayani rute antardaerah seperti Jakarta, Bekasi dan lainnya. Jadi itu sifatnya wajib," kata dia.

Adapun tahun ini jumlah sopir yang terdata di Terminal Guntur sebanyak 180 orang. Namun jumlah itu belum ditambah 20 sopir cadangan yang nantinya akan difungsikan untuk bus AKAP maupun AKDP.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Banyak Kerusakan di Trans Kalimantan

Ilustrasi Mudik
Ilustrasi Mudik

Sementara di Kalimantan, Jalan Trans Kalimantan jalur selatan sampai H-6 Lebaran ini tampak belum siap untuk arus mudik. Padahal, jalan Trans Kalimantan poros selatan ini menghubungkan Palangkaraya, Kaliamantan Tengah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Hal itu lantaran jalan negara sepanjang 190 km ini masih terdapat sejumlah kerusakan parah di beberapa badan jalan. Tentu, kerusakan itu sangat membahayakan bagi pengguna jalan.

Dari pantauan di lapangan Senin (19/6/2017), kerusakan terdapat di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng. Tepatnya di badan jalan yang berada sebelum dan sesudah jalan layang. Selain itu juga terdapat sejumlah lubang besar di badan jalan.

Para pengendara harus ekstra hati-hati bila melewati ruas jalan ini, terutama bagi para pengguna kendaraan roda dua. Sebab bila salah memilih jalur, maka bisa mengakibatkan kecelakaan.

"Kemarin ada teman saya yang kecelakaan di daerah ini karena saat melaju dengan sepeda motornya tiba-tiba di depannya lubang besar. Akibatnya ia jatuh dan menderita luka," ujar Reza, pengguna kendaraan roda dua yang siang itu tengah istirahat saat melintas Trans Kalimantan poros selatan ini.

Pengguna jalan lain juga mengeluhkan kondisi rusak jalan yang menghubungkan Palangkaraya dengan Banjarmasin itu. Sebab, Badan jalan yang berlubang sangat mengganggu perjalanan mereka. Sebab, mereka dapat tenang dan aman berkendara jika jalan yang dilalui mulus.

"Terpaksa kami harus pelan-pelan agar mobil tidak rusak," ujar Gazali, sopir travel jurusan Palangkaraya-Banjarmasin yang ditemui di pemberhentian Kabupaten Pulang Pisau.

Kerusakan yang cukup mengganggu pengendara, menurut Gazali, terdapat di Km 35 dari arah Palangkaraya dan sesudah jembatan layang.

Sebab bila tidak segera diperbaiki dikhawatirkan akan mengganggu ribuan pemudik asal 14 Kabupaten di Kalteng menuju Banjarmasin.

"Karena itu kami berharap pemerintah bisa melakukan perbaikan agar tidak mengganggu perjalanan kami," ujarnya .

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng, Leonard Samuel Ampung mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya untuk melakukan perbaikan. Perbaikan dilakukan dengan cara khusus agar efektif.

"Penangan ruas jalan itu adalah bersifat efektif, yakni mengerjakan secara khusus dan tidak menutup lubang saja," kata Leonard.

Ia menjamin dalam waktu tiga hari mendatang perbaikan jalan yang rusak bisa dilakukan dengan segera. Apalagi, perbaikan jalan memang sudah dianggarkan melalui ABPD Kalteng.

"Telah dianggarkan sebesar Rp 100 miliar melalui dana APBN tahun 2017," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya