Liputan6.com, Garut - Warung Nusantara (WN) 88 Sub Unit Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan sebanyak 30 anggota teroris jaringan ISIS Suriah asal Garut yang berangkat tahun lalu, telah pulang kampung pada Idul Fitri tahun ini.
"Angka itu hasil informasi dari Mabes Polri dan Densus 88, makanya perlu perhatian serius dari pemerintah daerah," ujar Sekretaris WN 88 Kabupaten Garut, Cepi Krisna, kepada Liputan6.com, Senin (10/7/2017).
Terungkapnya identitas dua terduga teroris bermodus bom panci, yakni Ahmad Sukri, terduga teroris sekaligus pelaku bom bunuh diri (bomber), Kampung Melayu, Jakarta Timur, serta Agus Wiguna (21), pelaku utama bom panci di sebuah rumah kontrakan di Kampung Kubang Beureum, Kelurahan Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat, dalam waktu yang tidak terlalu lama, menimbulkan keresahan berbagai pihak, termasuk warga Garut.
"Gerakan ISIS itu kan sengaja dilakukan pada momen besar, misalnya seperti saat ini Idul Fitri, atau hari besar lainnya untuk memancing perhatian," kata dia.
Baca Juga
Seiring bertambahnya anggota militansi mereka, gerakan radikal yang dilakukannya pun mulai berubah. "Kalau awal kan targetnya ISIS di Indonesia adalah polisi, sekarang pasca-aksi Agus Wiguna targetnya mengarah ke pusat tempat ibadah dan keramaian masyarakat," ujarnya.
Terus berkembangnya paham radikal di masyarakat, diduga menunjukkan semakin luas dan masifnya jaringan teroris internasional di dalam negeri. Dengan kondisi itu, ia berharap pemerintah baik pusat maupun daerah segera bergerak cepat menangani.
"Harus ada upaya pembinaan, harusnya saat mereka kembali semua alamatnya dicatat," kata dia.
Cepi menambahkan, sebagai organisasi bentukan Mabes Polri terbaru, kehadiran WN 88 difokuskan untuk mewujudkan pelayanan keamanan dan ketertiban serta tegaknya hukum di lingkungan masyarakat. "Makanya, kehadiran kami diharapkan mampu menyerap informasi sebanyak mungkin dari masyarakat," ujarnya.
Kapolres Garut AKBP Norvi Turangga mengatakan rencana kepulangan alumni ISIS Suriah tersebut sudah mendapatkan perhatian sejak lama. Pihaknya telah mengawasi mereka sejak kepulangannya ke Indonesia.
"Memang jumlahnya sekitar itu (30 orang), tapi kita sudah awasi gerak-gerik mereka," kata dia.
Novri mengakui, dua kasus teroris terakhir, yakni bom panci Kampung Melayu dan Bandung yang terjadi dua hari yang lalu, cukup memukul mental masyarakat Garut. Namun, ia menegaskan Garut bukanlah sarang teroris.
"Bisa saja itu kan jaringannya, tidak semuanya orang Garut teroris," kata dia.
Ia mengatakan, pihaknya terus memantau gerak-gerik teroris di wilayahnya, terutama setelah dua pelaku aksi teror terdekat yang berasal dari Garut.
"Kita terus lakukan pendalaman, memang sulit jika ditanya bagaimana pencegahannya, sebab kita tidak tahu di mana dia muncul, dan kapan aksinya," ujarnya.
Advertisement
Â
Saksikan video menarik di bawah ini: