Liputan6.com, Yogyakarta - Tiga orang Menteri Kabinet Kerja Jokowi bersama dengan Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menggelar konser dadakan di hadapan 8.000-an mahasiswa baru UGM, Sabtu (12/8/2017) sore.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimoeljono, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Ganjar naik ke panggung kegiatan penutupan Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) di Lapangan Pancasila UGM.
Pantauan Liputan6.com, laiknya pemain band profesional, mereka mengambil posisi masing-masing. Basuki duduk di belakang drum. Dia menunjukkan kemampuannya bermain alat musik gebuk.
Advertisement
Sementara Budi Karya memegang gitar sekaligus mikrofon. Ia memosisikan diri sebagai vokalis. Ganjar juga tak mau ketinggalan mengambil mikrofon. Sementara, Retno memilih ikut bernyanyi di panggung sembari berjoget.
Sebelum memegang stik drum, Basuki sempat berpesan kepada ribuan mahasiswa baru UGM. Â "Saya seperti kalian 44 tahun yang lalu dan kalian harus belajar dan bergaul yang baik," ujarnya.
Para alumni UGM yang saat ini sudah menjadi pejabat itu membawakan lima lagu, yakni Rumah Kita, Bento, Sweet Child O Mine, Gebyar-Gebyar, dan Bendera. Tidak hanya para mahasiswa baru yang antusias bergoyang dan ikut menyanyi di bawah panggung, panitia PPSMB UGM pun tampak bersemangat.
Baca Juga
Suasana makin riuh kala Ganjar melempar syal merah yang dikenakannya ke arah penonton. Sontak syal merah itu menjadi rebutan. Tindakan Ganjar diikuti pula oleh Budi Karya dan Retno Marsudi. Mereka melemparkan syal yang melingkari krah kemeja putih mereka ke arah mahasiswa baru.
Dalam kunjungannya ke UGM, tiga menteri Kabinet Kerja itu juga menyempatkan diri memaparkan perkembangan kinerja mereka.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi misalnya, ia fokus dengan konsep membumikan politik luar negeri bangsa Indonesia. Salah satu prioritasnya, perlindungan warga negara Indonesia.
Ia menyebutkan, selama 2016 terdapat 13.000 dari 18.000 kasus WNI di luar negeri yang terselesaikan. "Yang belum terselesaikan kasus berat dan butuh penanganan lama," ujarnya.Â
Retno juga bercerita bertemu 300 mahasiswa Indonesia di Kemenlu. Mereka bertanya Indonesia berada di mana saat bicara Asean, mengingat tahun ini 50 tahun berdirinya Asean.Â
"Asean ini adalah RT kita, apa yang terjadi dengan RT kita, kita merasakan dampaknya," ucapnya.Â
Menteri Perhubungan, Budi Karya, menyinggung soal kemacetan yang menjadi persoalan utama di perkotaan. Ia menyebutkan motor yang mudik mencapai 5 juta dengan pertumbuhan 30 persen per tahun.
"Angka yang menakutkan kalau diteruskan bisa padat kota besar dalam 3-4 tahun, akan tetapi tidak bisa memberhentikan begitu saja sebab harus ada solusi membenahi transportasi massal," kata Budi.