3 Daerah di Indonesia yang Daratannya Lebih Rendah dari Lautan

Kondisi ini, ditambah dengan ancaman kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim, membuat wilayah-wilayah tersebut semakin rentan terhadap banjir rob dan risiko tenggelam.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Jan 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 01:00 WIB
Banner Infografis Banjir Rob Menggila di Pesisir Utara Pulau Jawa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Banjir Rob Menggila di Pesisir Utara Pulau Jawa. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Ancaman tenggelam mengintai beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia saat ini tengah bergulat dengan permasalahan penurunan tanah yang signifikan.

Kondisi ini, ditambah dengan ancaman kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim, membuat wilayah-wilayah tersebut semakin rentan terhadap banjir rob dan risiko tenggelam. Perubahan iklim dan aktivitas manusia telah menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan tanah secara drastis.

Kondisi ini meningkatkan risiko banjir dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga daerah yang daratannya lebih rendah dari lautan:

1. Banjarmasin

Kota Banjarmasin memiliki ketinggian rata-rata 0,16 meter di bawah permukaan laut dan sering tergenangi air saat air pasang. Hal ini dikarenakan Banjarmasin merupakan dataran rendah yang berpaya-paya.

Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki karakteristik iklim tropis yang khas. Kota ini juga dikenal sebagai Kota Seribu Sungai karena dilalui oleh beberapa aliran sungai utama, seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura. Letak geografis dan kondisi alamnya yang unik ini telah membentuk kekhasan budaya dan kehidupan masyarakat Banjarmasin.

2. Jakarta

Penelitian gabungan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa sebagian besar wilayah Jakarta kini berada di bawah permukaan laut. Kondisi ini diperparah oleh penurunan tanah yang mencapai sekitar 30,5 sentimeter setiap tahunnya.

Fenomena ini, yang semakin diperparah oleh ancaman kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim global, menempatkan Jakarta pada risiko banjir yang semakin tinggi. Kenaikan permukaan air laut yang disebabkan oleh ekspansi termal dan pencairan es di kutub, jika dikombinasikan dengan penurunan tanah yang signifikan, akan memperparah kondisi banjir di Jakarta dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakatnya.

3. Pesisir Utara Jawa

Pesisir Utara Jawa sering mengalami banjir rob setiap tahunnya, terutama saat musim hujan. Banjir rob ini disebabkan oleh kombinasi perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

Wilayah yang sering terdampak banjir rob di Pesisir Utara Jawa antara lain; Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Semarang, dan Kota Pekalongan.

Banjir rob dapat menyebabkan kerusakan rumah dan memutus jembatan. Kondisi pesisir utara Jawa juga semakin memburuk akibat krisis iklim dan regulasi yang tidak berpihak pada lingkungan.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya