Cerita Haru Bocah Putus Sekolah yang Jadi Rajin Gara-Gara Sepeda

Nursilan (12), bocah yang sempat putus sekolah sejak kelas 1 SD, akhirnya mau bersekolah lagi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Agu 2017, 15:31 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 15:31 WIB
Silan
Silan bocah putus sekolah mendapat bimbingan khusu dari SDN Bulang desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo Jawa Timur. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sidoarjo - Nursilan (12), bocah yang sempat putus sekolah sejak kelas 1 SD, akhirnya mau bersekolah lagi. Silan, panggilan akrabnya, kembali menjadi murid di sekolah asalnya dulu, SDN Bulang Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo Jawa Timur.

Dengan sepeda baru hasil sumbangan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo, Silan sudah sampai sekolah pada pukul 06.25 Wib. Ia tampak ceria dengan seragam Pramukanya dan bisa berkumpul kembali bersama teman-temannya. 

"Hari pertama sekolah, saya senang banget," ucap Silan, Jumat, 11 Agustus 2017.

Hanya saja, karena sudah lama putus sekolah, Silan harus mengulang pelajaran dari awal. Kepala Sekolah SDN Bulang, Isbandiani, menuturkan Silan kembali mengulang pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan dulu, seperti membaca, menulis, dan menghitung. Meski terpaut lama dengan teman-temannya, Silan tetap masuk di kelas 1.

"Kami pakai metode berbeda dengan teman sekelasnya. Dia sengaja disendirikan di ruang kepala sekolah dengan metode bimbingan khusus," tuturnya.

Menurut Isbandari, Silan dibimbing langsung oleh wali kelasnya semasa sekolah dulu. Dalam metode ini, guru akan menggunakan metode sederhana. Seperti metode membaca sepat, menulis, maupun menghitung.

"Harapannya, dia bisa langsung menangkap atas apa yang diajarkan gurunya," katanya.

Jika dalam metode ini lulus, maka tidak menutup kemungkinan akan dinaikkan kelas dan disesuaikan dengan daya pengetahuan dan kemampuan Silan.

"Syukur-syukur nanti Silan bisa menyesuaikan, sehingga memudahkan dia untuk mengejar ketertinggalan," ujarnya.

Sementara itu, guru Silan, Sri Hayati, mengungkapkan metode awal yang akan diajarkan kepada Silan, yakni pengenalan huruf. Meski tak bisa membaca, cara menulisnya cukup bagus.

"Kita mulai nol lagi. Karena memang sudah lama enggak sekolah. Tapi tulisannya sudah bagus. Tinggal me-review lagi, terutama daya ingatnya untuk mengenal huruf," katanya.

"Mungkin sudah terlalu lama di rumah, sehingga anak ini seperti ingat-ingat lupa," ujar Sri.

Sebelumnya, Seorang bocah lelaki putus sekolah sejak kelas 1 SD. Cucu seorang juru kunci makam bernama Nursilan, yang akrab disapa Silan itu, tak bisa lagi mengenyam bangku pendidikan setelah kedua orangtuanya bercerai.

"Sudah lama tak sekolah. Pernah sekolah di SDN Bulang, tapi hanya sampai kelas 1. Dan kalau pun saya masih sekolah, mungkin sekarang kelas 6," kata Nursilan, Senin, 7 Agustus 2017. 

Anak tunggal dari Susin (25), warga Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Jawa Timur, itu sehari-hari hanya bermain sendiri. Ia baru bisa bertemu teman-teman sebayanya jika mereka sudah pulang sekolah.

"Penginnya sekolah. Biar sama dengan temen-temen," ucapnya. 

Karena tak bersekolah, ia mengaku tak bisa membaca dan menulis. Namun, ia tak bisa berharap ibunya akan menyekolahkannya kembali. Sejak ditinggal pergi Sarianto, ayahnya, keluarga itu hanya mengandalkan Susin untuk membiayai hidup sehari-hari.

Silan tinggal bersama Susin dan kakeknya, Sadi (68), di gubuk 4x6 meter persegi. Menurut Budhe Silan, Poni, sehari-hari Susin bekerja sebagai buruh pengupas bawang merah dan putih di Desa Tanjung Anom. Sedangkan, kakeknya bekerja sebagai juru kunci makam di sekitar Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya