Liputan6.com, Mojokerto - Saiman (55), tersangka pembunuhan pasutri siri di Dusun Tambak Suruh, Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terkenal kejam. Komariah (44), istri sekaligus korban pembunuhan sadisnya itu, sering dipukuli Saiman semasa masih tinggal bersama.
Penuturan itu disampaikan Taufik Hidayat (23), anak pertama Komariah. Ia juga menyebut Saiman tidak pernah memberi nafkah kepada ibu dan keluarganya.
"Saya enggak pernah disapa dan enggak pernah ditawari makan. Kalau makan, ya makan sendiri di kamar. Kalau pulang ke sini, seminggu sekali kadang dua kali. Ibu kadang dikasih uang, tapi diminta lagi," kata Taufik, Rabu, 23 Agustus 2017.
Ia mengatakan Saiman sering marah tanpa alasan yang jelas. Bahkan, pembunuh ibunya itu sempat emosi dan membanting televisi saat keduanya bertengkar. Dia tidak pernah mendengar ibunya mengeluh secara langsung kepadanya. Namun, ibunya sering mengeluh sakit ke tetangga setelah dihajar Saiman.
Baca Juga
Advertisement
"Ke saya tidak mengeluh langsung, tapi bilang ke tetangga. Ibu saya takut kalau ngomong ke saya, maka saya akan berantem," ucapnya.
Komariah dan Saiman menikah pada 2007. Pernikahan itu sempat ditentang Muhammad Rizal (17), anak kedua Komariah. Pasalnya, Saiman masih berstatus suami orang.
"Waktu itu saya setuju saja Ibu nikah sama dia. Kalau adik (Rizal) enggak setuju karena dia masih punya istri di Surabaya," ujarnya.
Setelah menikah, Komariah dan kedua anaknya tinggal di rumah kos milik pembunuh pasutri siri itu di Jalan Niaga Kali Kecamatan, Krembangan, Kota Surabaya. "Pertengahan puasa kami pulang ke rumah Mojokerto," ucap Taufik.
Saksikan video menarik di bawah ini: