Kabur hingga Nyasar ke Kota Tegal, 7 Santri Ponpes Menangis

Ketujuh santri ponpes yang berusia antara 7 sampai 11 tahun ditemukan menangis di gerbang di pinggir jalan hingga membuat iba warga.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 11 Sep 2017, 14:01 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2017, 14:01 WIB
Kabur hingga Nyasar ke Kota Tegal, 7 Santri Ponpes Menangis
Ketujuh santri ponpes yang berusia antara 7 sampai 11 tahun ditemukan menangis di gerbang di pinggir jalan hingga membuat iba warga. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Sebanyak tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Sibyan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kabur dari tempatnya menimba ilmu, Minggu, 10 September 2017, sekitar pukul 09.00 WIB.

Mereka mengaku nekat kabur dari Ponpes karena kerap kali dijahili dan dimintai uang oleh kakak kelasnya. Rata-rata tujuh santri yang kabur dari Ponpes itu masih berusia 7 hingga 11 tahun. Mereka kabur dengan naik angkutan Elf hingga nyasar ke Kota Tegal.

Saat ditemukan pertama kali oleh warga, ketujuh santri itu menangis di pinggir Jalan Pantura, Martoloyo, Kota Tegal, atau di depan gardu masuk obyek Wisata Pantai Alam Indah (PAI).

Ketujuh santri itu, yakni Muhamad Farel Mesi (11), Muhamad Zaenul Arifin Rohmani (10), Fadlan Niam (9), Dwi Ramadani (9), Arjo Aksanal Qirom (10), Moh Sabit Inam Ariya (10), dan Inayatul Maula (7).

Oleh warga yang merasa iba, mereka dititipkan ke Mapolresta Tegal sembari menunggu diantarkan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Saya dan teman-teman terpaksa kabur dari Ponpes karena enggak betah dan ingin pulang ke rumah," ucap seorang santri, Fadlan Niam, asal Banjarnegara, Jawa Tengah.

Bocah sembilan tahun itu juga mengaku tak betah di Ponpes karena sering dipukul oleh sejumlah seniornya. "Enggak mau digituin (dipukulin) terus, saya juga sering dimintai uang sama senior," kata dia.

Ia bersama keenam teman sesama santri lalu menumpang angkutan mobil Elf hingga ke Kota Tegal. "Semuanya bayar Rp 20 ribu sampai di sini (Kota Tegal)," katanya.

Sementara itu, Kapolres Tegal Kota AKBP Semmy Ronny Thaaba mengatakan, semula seorang anggota Pawas Iptu Agung Mugiyanto dan Kanit II SPKT Aiptu Snarto mendapatkan laporan adanya anak-anak yang menangis di sekitar Gerbang PAI.

Dari laporan itu, kata dia, petugas juga langsung ke lokasi kejadian dan menemukan tujuh anak yang sedang menangis kebingungan.

"Setelah dilakukan pengecekan, ternyata benar tujuh anak itu tengah menangis kebingungan. Dan juga mereka sempat ketakutan. Agar bisa diajak komunikasi, mereka juga dibawa ke Polres," ucap Semmy.

Kapolres menerangkan, mereka kabur dengan menggunakan atau menaiki kendaraan umum mini bus (Elf) hingga turun di Gerbang PAI. Namun setelah itu, mereka bingung mau ke mana lagi.

"Dari hasil keterangan sementara, ketujuh anak santri tersebut meninggalkan Ponpes karena tidak betah. Bahkan, mereka mengaku hanya ingin sekolah seperti anak-anak yang lain dan bukan di pondok," katanya.

Santri Ponpes itu ada yang mengaku berasal dari Adiwerna, Slawi, hingga ada yang dari Banjarnegara. Akhirnya, polisi berkoordinasi dengan Mapolres Tegal untuk mengembalikan anak ke orangtuanya. Demikian halnya dengan dua anak santri yang berasal dari Banjarnegara.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya