Liputan6.com, Makassar - Meski tak melalui pendidikan formal kedokteran, masyarakat suku Bugis yang ada di perkampungan terpencil di Sulawesi Selatan ini ternyata punya banyak pengetahuan tentang cara mengobati penyakit. Salah satunya penyakit step atau kejang-kejang yang kerap menyerang anak-anak.
Uwa Rowa (73), warga asli suku Bugis Bone yang berdomisili di Desa Uloe, Kabupaten Bone, Sulsel mengaku obat tradisional yang biasa ia manfaatkan agar anak dan cucunya tidak mengalami step atau kejang itu merupakan warisan leluhurnya.
"Anak saya lima orang dan cucu tujuh orang. Alhamdulillah tidak pernah mengalami step meski demamnya tinggi dulu. Saya hanya memanfaatkan cara pengobatan yang diwariskan oleh orang tua saya dulu," kata Rowa, Rabu (24/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Bahan tradisional warisan leluhur suku Bugis yang ia gunakan agar anak dan cucunya terhindar dari step atau kejang-kejang, menurut Rowa, sangat mudah ditemukan, yakni kopi tubruk hitam.
"Sejak masih di masa kanak-kanak, anak-anak itu saya kasih minum kopi tubruk hitam sesendok. Jadi ketika sakit demam Insya Allah tidak akan step," terang Rowa.
Menurut dia, anak-anak di perkotaan, kata Rowa, sangat rentan terkena penyakit karena selain fisik yang lemah juga sangat dimanja. Beda dengan anak-anak di pedesaan seperti di daerahnya. Kata dia, sejak kecil, sudah terlatih dan dikenalkan dengan alam sekitar.
"Termasuk memperkenalkannya dengan ramuan-ramuan tradisional yang merupakan warisan leluhur suku Bugis. Salah satunya minum kopi kampung tersebut," ungkap Rowa.
Â
Tetap Butuh Tenaga Medis
Selain sejak dini memberi minum kopi tubruk hitam sesendok untuk anak-anak agar terhindar dari step, warga di Kampung Uloe, kata Rowa juga masih mengandalkan jampi-jampi warisan leluhur.
Ketika anak terkena step atau kejang-kejang, orangtuanya langsung mengusap mata anaknya menggunakan lidah sembari membacakan salawat dan jampi-jampi khusus warisan leluhurnya tersebut.
"Itulah warisan leluhur kami yang masih kami lestarikan. Meski demikian keberadaan dokter di rumah sakit tetap kami perlukan juga ketika ada sakit yang tak mempan oleh obat tradisional leluhur," ujar Rowa.
Tradisi yang sama juga dilakukan masyarakat suku Bugis yang ada di daerah pegunungan Camba, Kabupaten Maros, Sulsel. Karena letak pemukiman yang sangat jauh dari rumah sakit, masyarakat sekitar masih mengandalkan ritual warisan leluhurnya ketika mengalami sakit. Salah satunya, dengan memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitarnya.
"Kalau mau terhindar step atau bola mata naik karena demam tinggi. Orangtua kami biasanya andalkan kopi hitam sesendok yang diminumkan kepada anak-anak," ucap Norma (65) warga Camba yang senada dengan pernyataan Rowa.
Norma mengaku, waktu kanak-kanak, ia juga sering dicekok sesendok kopi tubruk hitam oleh bapaknya, Wa Lahabe. Dia bersyukur, ketika mengalami demam, ia tak pernah sampai terkena step.
"Jadi kami hanya melanjutkan kebiasaan orangtua dulu saja. Dan Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik dan terhindar step," Norma menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement