Bibit Bantuan Pemerintah Dijual Murah Petani Jagung Aceh, Ada Apa?

Aceh Tenggara merupakan kabupaten nomor lima berhasil mengentaskan kemiskinan di Aceh, karena merupakan sentra produksi jagung. Tapi, bibit bantuan pemerintah malah ditolak.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2018, 00:02 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 00:02 WIB
Bibit Padi
Seorang petani menanam bibit padi di sawah di Persawahan Takalar, Sulsel.(Antara)

Liputan6.com, Banda Aceh - Sejumlah kelompok petani di Aceh mengaku terpaksa menjual dengan harga murah, setiap kali menerima bantuan bibit pemerintah di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.

"Kualitas bibit pertanian diberikan pemerintah, kualitasnya sangat rendah," ucap Abdurrahman (55), ketua kelompok tani di Babussalam melalui sambungan telepon dari Aceh Tenggara, Kamis, 19 April 2018, dilansir Antara.

Padahal, lanjutnya, berkualitas atau tidaknya bantuan bibit tersebut baru diketahui ketika ditanam, seperti bibit jagung dengan waktu selama tiga bulan untuk sekali panen.

Seperti, ia mencontohkan bantuan bibit jagung terakhir kali diterima kelompok taninya lewat Dinas Pertanian setempat pada 2016. Namun, hasil panen jagung pipilan merosot tajam.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Aceh Tenggara, luas tanaman pangan jenis jagung sekitar 16.679 hektare dan mampu memproduksi total 220 ribu ton per tahun.

"Sebagai petani, kita tak mau korbankan tiga bulan demi hasil panen jagung merosot. Belum lagi harga jualnya. Secara langsung, bantauan bibit itu merugikan kita," ujarnya.

Aman Wulan (45), ketua kelompok tani setempat lain, mengatakan, bantuan semula diharapkan bisa menyejahterakan petani di Aceh Tenggara, malah sebaliknya yakni merugikan.

Ia mengaku, tahun lalu kelompok taninya menerima bantuan bibit jagung bermerek "Biji 2" dari pemerintah. Setelah ditanam, ternyata tidak berkualitas dan hasil produksi anjlok.

 

 

Bantuan Bibit

Bibit jagung
Ilustrasi bibit jagung.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Aceh Tenggara merupakan kabupaten nomor lima berhasil mengentaskan kemiskinan di Aceh, karena merupakan sentra produksi jagung. Dalam satu hektare lahan, petani sanggup memproduksi 7,2 ton.

"Tongkol jagung hanya sebesar dua sampai tiga jari. Hasil panen tidak sesuai dengan biaya yang kami keluarkan, karena pemerintah cuma bantu bibit saja," kata Aman.

Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Ramli Desky tahun lalu telah menyerahkan, bantuan bibit jagung benih P-35 hibrida tahun anggaran APBN 2017 sebanyak 4.875 kilogram.

Ia menyebut, bantuan bibit jagung tersebut berisi dalam 243 kotak dengan masing-masing kotak terdiri dari 15 kilogram.

Bibit jagung itu merupakan bentuk perhatian pemerintah diperuntukkan bagi petani di Aceh Tenggara. Ia mengatakan, bagi warga yang mendapatkan kesulitan, dapat teratasi dengan adanya bantuan itu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya