Bebas, 2 Istri Terduga Teroris di Sukabumi Angkat Kaki dari Kontrakan

Kedua istri terduga teroris di Sukabumi itu sempat diperiksa selama 24 jam di mapolsek setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 18:00 WIB
Ilustrasi Bebas Dari Penjara
Ilustrasi Bebas Dari Penjara (iStockphoto)

Liputan6.com, Sukabumi - Polisi akhirnya membebaskan keluarga terduga teroris yang ditangkap pada Senin, 9 Juli 2018, setelah menjalani pemeriksaan hampir 24 jam di Mapolsek Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Keluarga terduga teroris itu sudah pulang dari kontrakan saya dengan menggunakan angkot yang disiapkan pihak keamanan," kata Mumuh, pemilik kontrakan yang ditinggali terduga teroris bersama keluarganya di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Mumuh, di Sukabumi, Rabu (11/7/2018), dilansir Antara.

Informasi yang dihimpun, usai diperiksa intensif sejak Senin lalu, keluarga terduga teroris yang merupakan dua wanita itu diantar oleh petugas gabungan untuk mengemasi barang-barangnya yang ada di dalam kontrakan.

Tidak ada sepatah kata pun keluar dari keduanya terkait penangkapan terduga teroris di wilayah Cimalati, Kecamatan Cicurug, yang diketahui merupakan suami dari kedua wanita itu. Keterangan didapat dari kerabat dua wanita itu yang menyatakan akan pulang ke Bekasi.

Selesai mengemasi barang-barangnya, keluarga terduga teroris tersebut diantarkan pulang dengan pengawalan ketat dari personel TNI dan Polri dengan menggunakan angkutan kota. Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penangkapan dua terduga teroris di Sukabumi.

Mumuh menambahkan, selama ini terduga teroris, khususnya istrinya, tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Ia bahkan dinilai sopan dan ramah. Setiap pagi beraktivitas seperti biasa, seperti ke warung, dan tidak terlalu tertutup. Bahkan pada malam harinya, keluarga itu sering melantunkan ayat suci Alquran.

Meski begitu, selama mengontrak keluarga itu tidak pernah menunjukkan identitas kependudukan, baik KTP maupun kartu keluarga. Mereka beralasan hilang karena kecopetan. Keduanya hanya mengaku bernama Sy dan Sab.

"Kami tidak menyangka orang yang tinggal di kontrakan saya ini diduga terlibat terorisme, karena kesehariannya mereka normal-normal saja," ujarnya lagi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya