Mengapa Tinggi Badan Manusia Pigmi Flores Hanya 148 Cm?

Dekat tempat tinggal manusia pigmi Flores ditemukan fosil manusia purba yang disebut hobbit Flores, apakah ada hubungannya?

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2018, 00:02 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 00:02 WIB
The Hobbit
The Hobbit

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga penelitian Eijkman melansir hasil penelitian tentang manusia pigmi Flores. Peneliti senior lembaga itu, Herawati Sudoyo mengungkapkan ketinggian rata-rata manusia pigmi hanya 148 cm karena adaptasi lingkungan, bukan karena keterkaitan dengan gen manusia kerdil purba Homo Floresiensis.

"Tinggi badan manusia pigmi terjadi karena adaptasi dan seleksi alam. Evolusi ukuran tubuh yang mengecil pada mamalia besar yang terisolasi di pulau-pulau merupakan suatu fenomen umum," ucap Herawati di Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018, dilansir Antara.

Dia mengatakan adaptasi terjadi karena di sekelilingnya, sumber makanan terbatas. Perlahan, tubuh manusia pigmi Flores berupaya mengecil agar asupannya dapat disesuaikan.

Genom pigmi menunjukkan adanya bukti seleksi pada gen yang memberi informasi untuk enzim yang terliat dalam metabolisme asam lemak yaitu FADS (Fatty Acid Desaturase) atau asam lemak desaturase.

Gen-gen ini telah dikaitkan dengan adaptasi diet pada populasi lain, termasuk Suku Inuit di Greenland.

"Jika dilihat, ada kesamaan FADS pada suku Inuit di Greenland dengan manusia pigmi. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu di masa lalu yang menyebabkan pola makan mereka berubah," kata Herawati.

Manusia pigmi atau manusia berperawakan pendek modern Flores yang tinggal di Dusun Rampasasa ternyata tidak memiliki keterkaitan dengan manusia kerdil purba Homo floresiensis.

"Secara genetik, populasi Rampasasa tidak berbeda dengan populasi manusia Indonesia lainnya," kata Herawati, yang bersama delapan peneliti lainnya dari 11 institusi telah merunut DNA dan menganalisa genom populasi pigmi di Dusun Rampasasa.

Para peneliti memeriksa DNA dari 32 orang yang tinggal di Dusun Rampasasa, bagian dari Desa Wai Wulu, Kecamatan Wai Rii, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Dusun tempat mereka tinggal letaknya sangat berdekatan dengan Goa Liang Bua, tempat fosil rangka manusia purba Homo floresiensis ditemukan pada 2004.

Manusia pigmi modern memiliki tinggi rata-rata 148 cm, sementara manusia Homo floresiensis memiliki tinggi rata-rata 106 cm. Meski berperawakan sama pendek, keduanya tidak berhubungan.

Manusia pigmi modern memiliki DNA dari fosil manusia purba lainnya, yaitu Neanderthal dan Denisovans, mirip dengan populasi lain di Asia Tenggara dan Melanesia.

Oleh sebab itu, asal-usul dan hubungan hobbit Flores, Homo floresiensis masih menjadi misteri. Untuk mengetahui asal-usulnya, harus dilakukan kunjungan kembali dan meneliti DNA dari fosil Homo floresiensis.

Hanya saja, penelitian tersebut tidaklah mudah, meski fosilnya masih ada. DNA yang didalamnya bisa saja sulit diisolasi karena DNA tidak dapat tersimpan dengan baik diiklim tropis.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya