Warga Gunungkidul Diajari Bikin Sabun Mandi dari Buah Kakao, Ini Caranya

Cara berikut juga bisa diikuti siapa pun yang berniat bikin sabun mandi sendiri.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Agu 2018, 18:02 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2018, 18:02 WIB
Sabun Kakao
Warga Gunungkidul mendapat pelatihan mebuat sabun mandi batang yang berbahan kakao dari kelompok KKN UNY. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Buah kakao yang biasanya diolah menjadi cokelat batangan maupun cokelat serbuk untuk minuman bukan hal baru bagi masyarakat Gunungkidul. Kakao merupakan salah satu hasil perkebunan yag berpotensi untuk dikembangkan di Dusun Gumawang, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.

Di wilayah ini terdapat pembibitan tanaman kakao, penanaman, sampai pengolahan menjadi produk makanan dan minuman, seperti dodol coklat, rengginang coklat, teh coklat, dan lain-lain. Mahasiswa KKN UNY pun beride untuk memberikan inovasi kepada warga Gumawang lewat pembuatan sabun batang dari kakao.

Pembuatan sabun batang dari kakao disosialisasikan oleh kelompok KKN 46 UNY. Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun batang kakao adalah soda api 180 gram, minyak sawit 800 mililiter, minyak zaitun 200 mililiter, bubuk kakao 100 gram, esens cokelat secukupnya, dan air suling 500 mililiter. Sementara, peralatan yang diperlukan meliputi, wadah tahan panas, baskom, blender atau mixer, cetakan, dan sendok plastik atau kayu yang kuat.

Proses pembuatan sabun batang kakao dimulai dengan membuat larutan soda api. Mereka mencontohkan baju yang dikenakan untuk keselamatan, yaitu baju lengan panjang, kacamata pelindung, masker, dan sarung tangan lateks.

"Larutan soda api (NaOH) dapat mengakibatkan kebutaan apabila terkena mata dan menyebabkan rasa terbakar apabila terkena kulit sehingga diperlukan kehatian-hatian dalam pembuatan maupun penggunaannya,"ujar Taufik Dwi Wardani, anggota kelompok KKN 46 UNY, beberapa waktu lalu.

Melarutkan soda api harus di tempat terbuka atau ruang yang sirkulasi udaranya lancar dan dilarang menghirup udara dari larutan ini. Kemudian, masukkan air ke dalam wadah tahan panas dan tuang soda api perlahan sampai larut.

Simpan larutan itu di tempat yang aman untuk didinginkan sampai mencapai suhu kamar. Jangan menuangkan air ke dalam soda api karena dapat mengakibatkan letupan yang berbahaya bagi kulit dan mata.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Inovasi Produk Kakao

Sabun Kakao
Warga Gunungkidul mendapat pelatihan mebuat sabun mandi batang yang berbahan kakao dari kelompok KKN UNY

Proses selanjutnya adalah membuat sabun batang dari kakao dengan mengolah pasta dari kakao. Campurkan bubuk kakao dengan air suling sampai bertekstur pasta. Kemudian masukkan minyak sawit, zaitun, dan pasta kakao ke dalam baskom. Tambahkan larutan soda api sedikit demi sedikit sembari diaduk menggunakan mixer.

Pengadukan dilakukan sampai larutan sabun mengental. Indikasinya, ketika ditekan menggunakan sendok maka bekas sendok tidak kembali. Tambahkan essens cokelat dan aduk sampai tercampur.

Larutan dituang ke dalam cetakan yang terbuat dari stainless steel atau plastic polipropilen, tutup menggunakan kain dan didiamkan selama tiga hari untuk menetralkan alkali. Setelah itu sabun dikeluarkan dari cetakan dan letakkan pada tempat kering selama empat sampai enam minggu. Sabun kakao siap digunakan.

Ketua Kelompok KKN 46 UNY Taufik Februanto berpendapat sosialisasi pembuatan sabun dari kakao dapat memberi pengetahuan kepada warga dusun sehingga dapat dikembangkan menjadi produk industri rumah tangga.

"Produk yang dihasilkan tidak hanya makanan, melainkan juga kebutuhan rumah tangga," ucapnya.

Edi Suparjono, ketua kelompok tani kakao dusun Gumawang, mengapresiasi mahasiswa KKN yang mengajarkan cara pembuatan sabun batang dari kakao. Ia menilai, bahan dasar kakao sangat mudah ditemukan di Gumawang.

Ia berencana menyarankan pembinaan untuk pembuatan produk ini supaya bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga dan mengembangkan usaha rumah tangga di dusunnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya