Magis Pagi di Pulau Komodo, The Land of The Dragon Princess

Pulau Komodo selalu menyimpan keindahan magis yang menjadi daya tarik bagi banyak orang.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 22 Sep 2018, 06:03 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2018, 06:03 WIB
Pulau Rinca
Pulau Rinca menjadi habitat bagi 2.800 komodo yang diperhatikan perkembangbiakannya.

Liputan6.com, Manggarai Barat - Pagi tak pernah ingkar janji, ia datang dengan kesejukannya yang magis, termasuk sejuknya pagi di Labuan Bajo. Pelabuhan kecil yang tak pernah sepi dari aktivitas wisatawan ini menjadi pintu masuk untuk menjelajahi keindahan pesona Taman Nasional Komodo.

Apalagi pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang wisata yang masif membuat kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Untuk sampai ke Pulau Komodo dari dermaga Labuan Bajo menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan speed boat. Waktu tempuh ini akan lebih lama jika menggunakan perahu biasa.

 

"Wisatawan yang ingin ke Pulau Komodo biasanya disatupaketkan dengan kunjungan ke Pink Beach dan Pulau Rinca, tetapi ada juga yang mampir ke Pulau Padar," ucap Gonzales, pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia chapter Flores kepada Liputan6.com.

Saat tiba di Pulau Komodo, ranger langsung menjelaskan secara umum gambaran pulau tersebut. Ada empat jenis trekking yang bisa dipilih wisatawan, yaitu adventure, long track, medium track, dan short track. 

Jacky, salah seorang ranger Taman Nasional Komodo mengungkapkan, Panjang track adventure 8 km, dapat ditempuh selama 4-5 jam. Sedangkan untuk long track panjangnya 4 km selama 2 jam, medium track 2 km selama 1 jam, dan short track hanya 1 km, tidak lebih dari setengah jam perjalanan.

Sebelum petualangan menjelajahi Pulau Komodo dimulai, Jacky mewanti-wanti kepada para wisatawan tentang perihal yang tidak boleh dilakukan selama treking. Ada peraturan Taman Nasional Komodo yang harus dipatuhi, yaitu jangan berpisah dari kelompoknya, satu kelompok terdiri dari 10 orang. Jangan buang sampah sembarangan.

"Dan kalau melihat komodo jangan coba-coba menyentuhnya. Agar memudahkan pemandu, rombongan jangan terpecah," tutur Jacky.

The Land of The Dragon Princess

Pink Beach
Jika Yunani punya Balos Lagoon sebagai pantai berpasir merah jambu, maka Indonesia memiliki Pink Beach yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. (Liputan6.com/ Ahmad Ibo).

Pulau Komodo sendiri memiliki luas lebih dari 3.000 hektare, yang menjadi habitat asli bagi 2.919 komodo. Menurut Jacky, perkembangbiakan komodo stabil dari tahun ke tahun dan jumlahnya meningkat meski ia tak tahu angka pastinya.

Jacky menjelaskan, cara komodo bertahan hidup cukup unik. Komodo suka berkamuflase dengan cara berdiam di tanah. Saat rusa melintas, komodo langsung menerkam rusa di bagian kakinya.

"Yang bermain dari gigitan komodo itu bakterinya. Dia punya bakteri yang beracun dan mematikan," ucap Jacky Sambil mengiringi wisatawan menjelajahi Pulau Komodo.

Uniknya komodo akan makan bersama ketika berhasil mendapatkan daging buruan. Uniknya lagi komodo betina-lah yang biasanya berburu rusa, komodo jantan hanya menunggu saja. Waktu berburu komodo, menurut Jacky, sekitar pukul 6 hingga pukul 10 pagi.

"Takaran untuk satu ekor komodo dewasa itu sekitar 50 kg daging, jadi satu pas-nya itu dimakan oleh satu komodo dewasa, tapi mereka tetap makan bersama," tutur Jacky menambahkan.

Tak hanya puas melihat tingkah laku komodo yang menyeramkan, pulau yang telah diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO ini juga menawarkan panorama keindahan alam yang memukau. Sulphurea Hill salah satunya. Bukit dengan pemandangan indah ini namanya diambil dari nama latin burung kakaktua. Hal tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya di kawasan perbukitan ini sebelum pagi banyak dijumpai burung kakaktua bertengger.

Tak hanya itu, Pulau Komodo juga menyimpan keindahan Pink Beach yang menawan. Pink Beach menjadi salah satu pantai langka di dunia lantaran pasir pantainya yang berwarna merah muda. Warna pasir pantai yang unik tersebut bersumber dari batuan koral yang hancur di lautan. Namun versi lain mengatakan pasir merah muda ini berasal dari hewan mikroskopik bernama firaminifera.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya