Dokter RSHS Berhasil Keluarkan Peluit dari Tenggorokan Bocah Asep

Peluit yang tersangkut di tubuh Asep bocah dari Bandung Barat picu suara seperti terompet.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 21 Des 2018, 02:30 WIB
Diterbitkan 21 Des 2018, 02:30 WIB
Asep Yaya
Asep Yaya, bocah asal Bandung tak sengaja menelan peluit, yang membuat dirinya mengeluarkan bunyi seperti terompet saat bicara. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Tim dokter dari Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin (RSHS) Bandung berhasil mengeluarkan peluit yang tersangkut di tenggorokan seorang anak asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bernama Asep Yahya (9) melalui operasi, Kamis (20/12/2018).

Kepala KSM Ilmu Kesehatan RSHS Bandung, dr Lina Lasminingrum mengatakan proses pengambilan peluit berlangsung selama 30 menit. Tindakan dilakukan melalui endoskopi sehingga tidak perlu menyayat tenggorokan untuk mengambil peluit tersebut.

"Tekniknya anak tersebut ditidurkan lalu dari mulut kami memasukan alat untuk mencari saluran napas kemudian dicari percabangan utama nanti diambil di situ," katanya, dilansir Antara.

Lina dan timnya sempat kesulitan saat mencoba untuk mengeluarkan peluit karena berbahan plastik sehingga tidak dapat tedeteksi saat dirontgen. Namun hal tersebut dapat teratasi berkat suara yang berbunyi saat pasien bernapas.

Peluit tersebut telah berada di tubuh Asep Yahya selama dua pekan dan tidak menutup saluran nafas secara penuh sehingga tidak menimbulkan kerusakan lain.

Akan tetapi peluit itu menimbulkan keluhan kecil seperti terdengarnya suara terompet saat anak tersebut bernapas serta tidak sampai mengganggu saluran makan.

"Peluit itu bukan ditelan tapi tersedak. Kalau anak tersebut menelan pasti tidak akan ada bunyinya," kata Lina.

Asep Yahya akan dirawat hingga Jumat (21/12/2018. Tetapi jika observasi dokter terhadap keadaan Asep sudah membaik, ia langsung diperbolehkan pulang.

Sementara itu ayah kandung Asep Yahya, Subandi (54) mengatakan peluit tersebut sudah ada di dalam tenggorokan anaknya selama dua bulan.

Faktor ekonomi menjadi alasan Subandi tidak membawanya ke rumah sakit sesaat kejadian berlangsung karena tidak mampu untuk membayar biaya perawatan dan lebih memilih berobat ke orang yang dipercaya di kampungnya.

Hal tersebut membuat Asep sempat merasa malu karena diolok oleh teman-temannya. "Semoga cepat sembuh anak saya," kata Subandi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya