Liputan6.com, Pontianak - Mata Lina berkcaca-kaca. Sesekali tangannya menunjuk sebuah bangunan. Wanita paruh baya ini merupakan orangtua siswa SMPN 22 Pontianak yang berada di Kalimantan Barat.Â
Pada Jumat siang, 26 April 2019, pukul 14.10 WIB, bangunan SMPN 22 Pontianak tiba-tiba ambruk. Lokasinya berada di Komplek Purnama agung V, Jalan Purnama, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak.
Advertisement
Baca Juga
Mendadak sontak Lina cemas pada anak lelakinya yang menuntut ilmu di sekolah itu. Setelah mendapat kabar dari orangtua murid lainnya, ia langsung ke sekolah menjemput anaknya. Beruntung anak Lina selamat. Sebab, pada saat kejadian berada di luar kelas.
"Rupanya anak saya sudah pulang duluan. Was-was saya. Maka saya langung ke sekolah. Anak saya kelas 3, udah ujian dia. Nunggu kelulusan saja," kata Lina kepada Liputan6.com di lokasi kejadian.
Kecemasan dan kepanikan tidak hanya dirasakan oleh Lina semata. Maurah, siswi kelas X SMAN 10 Pontianak yang gedung sekolahnya berhadapan langsung dengan SMPN 22 Pontianak pun cemas. Perempuan berparas cantik ini menuturkan, ia menyaksikan detik-detik ambruknya bangunan SMPN 22 Pontianak itu di depan sekolahnya.
"Rubuhnya pelan-pelan. Ada debu beterbangan. Saya di depan kelas," ucapnya yang masih terlihat syok atas kejadian bangunan SMPN 22 Pontianak ambruk itu.
Siswi lainnya, Amelia, kakak kelas Maurah, mengaku sempat mendengar suara gemuruh sebelum gedung SMPN 22 Pontianak tiba-tiba ambruk. Suara itu datang dari depan kelasnya.
"Ada suara gemuruh. Pas dilihat bangunan rubuh. Orang–orang teriak berlarian," tuturnya.
Solusi Sementara
Kepala SMP Negeri 22 Pontianak, Santoso, merasa beruntung lantaran saat kejadian seluruh anak didiknya tidak sedang dalam kegiatan belajar mengajar.
"Saya dapat informasi dari guru, dan melihat gedung sekolah ini ambruk. Untungnya kegiatan belajar udah selesai sejak pukul 10.35 wib. Jadi saat kejadian tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar berlansung," kata SantosoÂ
Guru SMP Negeri 22 Pontianak, Sugeng Triono, menjelaskan, gedung yang ambruk baru dipakai tahun 2007. Gedung sebelumnya dipakai untuk SMKN 2.
"Jadi saat ini kami pun tidak tahu apa penyebabnya. Untuk sementara anak-anak kelas 7 dan kelas 8 dipindahkan belajar ke SMP 6 Pontianak," ujar dia.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyebut, akan segera membentuk tim ahli konstruksi bangunan gedung Kota Pontianak dan Perumahan Rakyat demi mengevaluasi seluruh gedung sekolah di kota Khatulistiwa itu.
"Ini kan tidak ada korban, seluruh anak SMPN 22 Pontianak dipindahkan ke SMPN 6 Pontianak. Terus anak SDN 15 di tempatkan di SD yang di tempatkan sekitar Purnama ini, langkah kedua kita akan membentuk tim ahli gedung dan PUPR. Karena tahun 2006 ini adalah gedung pembelian, kita akan mengecek ulang seluruh bangunan sekolah termasuk gedung SMA negeri 10 Pontianak, kita lihat dulu hasil kajian dulu. Gedung ini kontruksi kayu apakah kena rayap, saya kuatir juga akan cek segera," kata Edi Rusdi Kamtono di lokasi kejadian.
Advertisement
Kerugian Pihak Sekolah
Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Donny Charles Go, membenarkan kejadian rubuhnya gedung bangunan SMPN 22 Pontianak. Pihak kepolisian pun terjun langsung untuk mengidentifikasi jumlah kerugian dan mencari tahu penyebabnya.
"Tidak ada Korban Jiwa. Kerugian materil sementara 20 set meja kursi belajar, meubel ruang kelas atau ruang guru dan 62 unit komputer," kata Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Donny Charles Go kepada Liputan6.com.
Dia menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan saksi awalnya ada gumpalan asap atau debu yang muncul di bagian gedung bangunan sekolah. "Dan tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh disusul dengan robohnya sebagian banguna ssekolah," kata dia.
Dia berkata, berdasarkan informasi yang ia terima menyebutkan bahwa bangunan bekas SMK 3 ini dibangun sekitar tahun 2005, pada tahun 2018 ada penambahan penguatan tiang atau struktur bangunan.
"Untuk sementara sebab robohnya bangunan diduga karena amblasnya tanah atau tanah gambut. Kerugian materiil sementara masih belum dapat ditaksir. Untuk sementara keadaan tanah sekitar dan di atas bangunan masih bergerak dan kemungkinan akan roboh lagi," ujarnya.
Semantara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Pontianak, Hery Marantika, menyebut, bencana alam yang menyebabkan gedung runtuh di SMP Negeri 22 Pontianak terjadi pukul 14:30 WIB.
"Kantor SAR Pontianak terima info dari BPBD Kota Pontianak, Jumat 26 Apr il 20119, jam 16:20 WIB. Satu tim rescue brgkt menuju lokasi 16:30 WIB. Tim rescue tiba di lokasi 17:00 WIB," kata Hery Marantika.
Berdasarkan data dari Basarnas Pontianak, bencanan ini menyebabkan kerusakan pada satu bangunan sekolah, dua Lab komputer, delapan ruang kelas, satu ruang guru runtuh dan 12 ruang kelas memprihatinkan.
"Diperkirakan 90 persen bangunan di area SMP Negeri 22 Pontianak terdampak dari angin kencang dan hujan deras. Pemantauan oleh Tim SAR Gabungan selesai ditutup pukul 18.20 WIB," kata Hery Marantika.
Saksikan juga video pilihan berikut: