Suhu Ekstrem di Lanny Jaya dan Nduga Papua, Ini Penjelasan BMKG

Data BMKG menyebutkan tiga hari terakhir suhu pagi hari di Jayawijaya turun menjadi 11,4 derajat celsius dan maksimum 25 derajat celsius.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2019, 20:43 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2019, 20:43 WIB
Jalan Trans Wamena-Jayapura
Jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena-Jayapura dan delapan kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Papua - Suhu udara di wilayah pegunungan Papua turun hingga 8 derajat celius, seperti di Kota Jayawijaya, Kabupaten Lanny Jaya, dan Kabupaten Nduga pada musim pancaroba di daerah tersebut.

Prakirawan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wamena Laura Silfa Mahareta Ronggiare mengatakan, pancaroba itu lebih terasa di Kabupaten Lanny Jaya dan Nduga.

"Yang lebih ekstrem dari Jayawijaya adalah Lanny Jaya dan Nduga, itu bisa turun menjadi 8-9 derajat celsius," katanya saat di Wamena, Jayawijaya, Minggu (14/7/2019).

Data BMKG menyebutkan tiga hari terakhir suhu pagi hari di Jayawijaya, Papua turun menjadi 11,4 derajat celsius dan maksimum 25 derajat celsius.

"Suhu normal di Jayawijaya mulai dari 16-28 derajat celsius," katanya dilansir Antara.

Perubahan cuaca yang terjadi sebelum memasuki musim kemarau ini diprediksi berlangsung Juli hingga September.

"Memasuki musim kemarau, diawali dengan pancaroba di mana peralihan dari musim hujan ke kemarau yang cukup ekstrem," katanya

Penurunan suhu udara di Jayawijaya itu diprediksi bisa saja menurun lagi hingga 10 derajat celsius.

"Hal seperti ini pernah terjadi di Wamena, Papua tahun 2015 yang turun hingga 6 derajat celcius, sehingga memang perlu kewaspadaan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya