Menanti Pagi Pemecahan Rekor Dunia di Bukit Parama Satwika

Dengan ragam keuntungannya, kawasan Bukit Parama Satwika (BPS) memiliki syarat lengkap menjadi ikon wisata Baru di Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Agu 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 06:00 WIB
Berada di atas Ketinggian 1.450 MDPL, kawasan Bukit Parama Satwika (BPS) memiliki syarat lengkap menjadi ikon kawasan wisata alam baru di kabupaten Garut
Berada di atas Ketinggian 1.450 MDPL, kawasan Bukit Parama Satwika (BPS) memiliki syarat lengkap menjadi ikon kawasan wisata alam baru di kabupaten Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Berbekal angin kencang yang mendukung penerjunan, serta pemandangan indah di sekelilingnya. Bukit Parama Satwika (BPS), di kaki Gunung Putri, Desa Mekarjaya, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, punya syarat lengkap menjadi destinasi baru wisata alam ke depan.

Berada di atas ketinggian 1.450 meter di atas permukaan laut (mdpl), embusan angin yang berada di sekitarnya, cocok sebagai landasan untuk menerbangkan fasilitas parasut terutama untuk olahraga paralayang dan gantole.

Tak ayal, meskipun terbilang baru, tetapi beberapa kejuaraan besar termasuk pemecahan rekor MURI tahun lalu, telah ditorehkan di salah satu bukit wilayah hukum Polres Garut tersebut.

Terbaru, mulai Selasa hingga Kamis, 20-22 Agustus mendatang, kawasan itu bakal kembali riuh seiring digelarnya acara pemecahan rekor dunia, untuk kategori terbang paralayang terbanyak di dunia.

"Jadi nanti ada formasi membentuk angka 74 tahun HUT RI sambil melayang di udara," ujar Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, Minggu (18/8/2019).

Menurut Budi, kegiatan tersebut sebagai bagian dari partisipasi korps Bhayangkara, dalam perayaan Dirgahayu Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia tahun ini.

"Ajang ini juga sekaligus sebagai upaya mengenalkan Garut juga secara luas ke dunia internasional," kata dia.

Untuk menyukseskan kegiatan itu, panitia bakal menghadirkan 135 penerjun paralayang profesional tingkat nasional. "Kalau dihadirkan semua 300 pun bisa," ujar Budi optimistis.

Dalam praktiknya, mereka akan terjun secara bersamaan, membentuk formasi angka 74 di udara, menggunakan parasut paralayang.

"Event ini juga kami gunakan untuk mengenalkan wisata alam secara luas kepada masyarakat," ujar dia.

Memang tidak berlebih, berkaca pada kesuksesan beberapa kejuaraan sebelumnya, rencana pemecahan rekor dunia kali ini, diharapkan mampu menarik minat warga terhadap wisata Garut, khususnya ke kawasan Bukit Parama Satwika.

"Ke depannya bukan hanya paralayang, tapi kita upayakan ada kawasan baru wisata di sana," ujar Budi penuh percaya diri.

Ikon Baru Wisata

Nampak salah satu penerjun sukses menerbangkan satu parasut paralayang di kawasan Bukit Parama Satwika (BPS) Kawasan Kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat
Nampak salah satu penerjun sukses menerbangkan satu parasut paralayang di kawasan Bukit Parama Satwika (BPS) Kawasan Kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Seiring terus meningkatnya animo masyarakat ke kawasan Bukit Parama Satwika, Budi optimistis dalam waktu dekat kawasan itu bakal menjadi destinasi baru wisata alam kabupaten Garut.

"Target tahun ini meratakan dulu jalan ke kawasan itu," ujar dia.

Kemudian, setelah akses jalan lancar, tahap berikutnya yakni penyediaan sarana dan fasilitas wisata di kawasan BPS. "Minimal ada arena bermain untuk keluarga," ujarnya.

Dengan segudang keunggulan dan keindahan yang dimiliki kawasan BPS, Budi optimis kawasan itu bakal menjadi destinasi baru wisata Garut ke depan.

"Gambarannya sekarang harga tanah menuju kawasan itu terus meningkat setiap tahunnya," ujarnya.

Selain itu, digelarnya beberapa kejuaraan paralayang tingkat nasional dan internasional di kawasan itu, mampu menjadi daya tarik kepada pengunjung yang datang.

"Istilahnya kita berupaya menciptkan ikon wisata baru di Garut, doakan saja lancar semuanya," kata dia.

Asep, salah seorang warga sekitar mengaku tertarik menjajal olahraga paralayang, terlebih hal itu terbilang baru di Garut.

“Memang membutuhkan fasilitas yang tidak murah, namun sebanding dengan kepuasan yang diperoleh," ujar salah satu PNS itu.

 

Butuh Dukungan Semua Pihak

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna tengah memimpin upacara HUT Polwan di atas Bukit Parama Satwika (BPS)
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna tengah memimpin upacara HUT Polwan di atas Bukit Parama Satwika (BPS) (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Budi menyatakan, melihat kontur dan topografi alam Garut yang dikelilingi kawasan pegunungan. Garut memiliki potensi yang menggiurkan, untuk menggerakan wisata paralayang ke depan.

"Tinggal ada kemauan semua pihak, kami telah memulai," pinta dia.

Saat ini, animo masyarakat untuk berkunjung ke kawasan Bukit Parama Satwika terus meningkat setiap pekannya.

"Ada anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua yang ingin tahu bagaimana rasanya di sana," ujar dia.

Undang, salah seorang warga sekitar Desa Mekar Jaya menyatakan, sejak pertama kali dibuka awal 2018 lalu, kawasan itu selalu ramai pengunjung.

"Memang indah jika sudah di atas sana, seperti melihat Garut dari atas gunung," ujar dia.

Petani sayuran yang biasa bercocok tanam di kawasan Gunung Putri itu mengaku, sejak pertama kali event paralayang dibuka 2018 lalu, kawasan BPS, terus mendapatkan pengakuan masyarakat.

"Saya lihat kadang ada juga yang kamping di atas bukit sana (BPS)," ujar dia.

Meskipun demikian, dia mengakui fasilitas jalan masih menjadi hambatan utama menuju kawasan BPS. "Prediksi saja jika jalannya sudah bagus, bakal lebih ramai lagi, sekarang saja sudah banyak yang naik," kata dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya