Liputan6.com, Makassar - Kondisi Sulawesi Selatan secara seismik memang tidak terpengaruh langsung dengan bencana gempa bumi, apalagi lokasinya jauh dari batas-batas lempeng.
Namun Kepala Puslitbang Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin Makassar, Adi Maulana mengingatkan, ada tiga patahan di Sulsel yang patut diwaspadai, yaitu patahan Matano di Luwu Timur yang sekitar tiga tahun ini sangat aktif. Patahan kedua, cecar Walannae yang berada di bagian tengah Sulsel, tembus ke Wajo dan Sinjai ke arah Bulukumba.
Baca Juga
Selanjutnya, akumulasi patahan Maumere menuju bagian utara pantai-pantai di Sulsel mulai dari Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Takalar hingga Kota Makassar.
Advertisement
"Jadi ancaman itu ada meskipun potensinya kecil untuk gempa, hanya ancaman besar itu banjir bandang," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Sulsel Peduli (FSP) H Syamsu Rizal mengatakan, isu kebencanaan di Sulsel masih kalah gaungnya dengan isu gender dan sebagainya.
Saat terjadi bencana, lanjut dia, barulah semua bergerak, padahal idealnya kesiapsiagaan maupun upaya preventif hendaknya lebih diutamakan, termasuk dukungan pendanaan yang disiapkan pemerintah dalam upaya preventif dan kuratif.
"Padahal persoalan kebencanaan ini sebenarnya tidak kalah dengan persoalan lainnya yang harus diatasi dan ditanggulangi bersama," katanya.
Hal senada dikemukakan dua pembicara lainnya Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)/ Basarnas Makassar Mustari dan Kasi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Andi Baliraja.
Mereka menyebutkan pencegahan dan penanggulangan bencana ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. Sinergitas dari ketiga elemen ini akan menjadi kekuatan dalam mencari solusi permasalahan kebencanaan.