Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) akan segera mengambil langkah strategis untuk menanggulangi krisis di sektor wisata yang terjadi akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Selama pagebluk ini, usaha pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul.
Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik menyebutkan, berdasarkan data per 16 April 2020, terdapat 2768 usaha pariwisata di wilayahnya yang tutup. Imbasnya, sekitar 33.084 tenaga kerja pariwisata hampir kehilangan mata pencaharian.
"Ada 2768 usaha pariwisata, yang terdiri dari destinasi wisata, hotel, dan ekonomi kreatif yang sudah tutup dengan sumber daya manusia pariwisata di Jabar sekitar 33.084 tenaga pariwisata yang terkena dampak,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/4/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dalam fase krisis ini, Dedi mengatakan, langkah pertama yang akan diambil Disparbud Jabar adalah membantu para pelaku dan tenaga kerja sektor pariwisata yang terkena dampak. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan dan program kepada mereka yang bergantung pada industri ini.
"Fokus kita di poin tiga kepada pekerja yang bergerak di sektor pariwisata dan UMKM, kami coba bersinergi dan berkoordinasi dengan kabupaten/kota," kata dia.
Langkah strategis ini pun telah disampaikan kepada Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Wishnutama, dalam rapat terbatas melalui video conference, 16 April lalu.
Rapat virtual ini diikuti oleh enam perwakilan provinsi yang wilayahnya memiliki destinasi super prioritas (DSP), yakni Sumut, Jateng, DIY, NTB, NTT dan Sulut. Selain itu ada 5 perwakilan provinsi yang wilayahnya menjadi pintu utama masuk wisman yakni Bali, Jatim, DKI Jakarta dan Jabar.
Langkah strategis Disparbud Jabar dalam menghadapi krisis ini, menurut Dedi sejalan dengan program pemerintah pusat. Kementerian menginginkan adanya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, hingga kota/kabupaten untuk melewati masa-masa sulit ini.
"Kami menawarkan ada matching fund saat kedaruratan dan harus ada matching program saat recovery, dan matching promotions dengan event bersama” kata Dedi.
Selain itu, strategi dan langkah yang sinergis antara pemerintah pusat dan daerah akan mempercepat fase krisis di sektor pariwisata.
"Harus ada strategi dan langkah yang sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan Covid-19 di sektor pariwisata. Serta strategy pada fase pemulihan menuju fase normalisasi penekanan pada Brand Awareness," ucapnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.