Peran Pawang Agar Buaya Tak Selalu Jadi Tersangka

Dalam sepekan terakhir, konflik manusia dan buaya sudah terjadi tiga kali, bahkan satu buaya muara dibantai lalu dikeluarkan isi perutnya karena memakan nelayan di Sungai Lakar, Kabupaten Siak.

oleh M Syukur diperbarui 01 Mei 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2020, 08:00 WIB
Buaya sepanjang hampir 4 meter yang ditangkap warga Kota Dumai karena meresahkan.
Buaya sepanjang hampir 4 meter yang ditangkap warga Kota Dumai karena meresahkan. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Dalam sepekan terakhir, konflik manusia dan buaya sudah terjadi tiga kali. Satu buaya muara bahkan dibantai untuk dikeluarkan isi perutnya karena memakan nelayan di Sungai Lakar, Kabupaten Siak.

Sehari berselang, beberapa warga Kota Dumai menangkap buaya air tawar atau sinyulong berukuran hampir 4 meter di parit kecil dekat perumahan. Buaya itu memang belum menyerang manusia tapi warga khawatir sewaktu-waktu bisa terjadi.

Buaya itu selamat tanpa korban manusia setelah diserahkan ke Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Hanya saja, satwa dari zaman purbakala itu perlu perawatan karena luka ketika bergumul dengan warga.

Terakhir, buaya kembali menjadi tersangka atas meninggalnya Jasni di bawah Jembatan Getek, Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir. Dia tenggelam diduga diseret buaya dan ditemukan sehari setelah kejadian atau tanggal 29 April 2020.

Sebelum kejadian, korban bersama ayahnya baru selesai memancing udang memakai sampan. Sebelum pulang, keduanya membersihkan udang di atas sungai dengan posisi saling membelakangi.

Ketika ayahnya menoleh ke belakang, korban sudah tidak ada lagi. Ayahnya mencari dengan penerangan seadanya pada malam 28 April 2020 itu dan melihat sepasang mata diduga buaya muncul ke permukaan.

Dugaan serangan makin kuat karena di beberapa bagian tubuh korban ada luka gigitan. Korban sudah dikebumikan tapi sejumlah warga ingin menuntut balas dengan mencari buaya di sungai.

Menurut Kepala BBKSDA Riau Suharyono, personel Polsek setempat menyebut warga berkerumun di pinggir sungai untuk menangkap buaya. Masyarakat disebut mengundang pawang buaya.

"Warga meminta dukungan spiritual agar tidak terjadi salah tangkap buaya," kata Suharyono, Kamis petang, 30 April 2020.

simak video pilihan berikut

Jangan Bunuh Buaya

Personel Basarnas Pekanbaru mengevakuasi jasad warga dimakan buaya di Kabupaten Indragiri Hilir.
Personel Basarnas Pekanbaru mengevakuasi jasad warga dimakan buaya di Kabupaten Indragiri Hilir. (Liputan6.com/M Syukur)

BBKSDA mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya korban. Suharyono juga meminta masyarakat mengurungkan niatnya menangkap buaya karena sungai merupakan habitatnya.

"BBKSDA sudah ke lokasi, warga diminta tak menangkap apalagi membunuh buaya karena itu satwa dilindungi," kata Suharyono.

Suharyono berharap warga bisa menerima himbauan dari pihaknya. Dan kalaupun masih ingin menangkap, Suharyono berharap betul agar warga tidak berbuat anarkis kepada buaya.

"Kami juga menghimbau batasi aktivitas di sungai, apalagi saat malam karena pada waktu itulah buaya mencari makan," kata Suharyono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya