Liputan6.com, Malang - Warga Dusun Bonjati, Desa Klampok, Singosari, Malang, gempar. Penyebabnya, dugaan percobaan pembunuhan sekaligus bunuh diri melibatkan Khoirul dan Astutik, pasangan suami istri di desa tersebut.
Astutik kini dirawat di RS Saiful Anwar Malang dengan luka serius di leher kanan akibat digergaji Khoirul, suaminya. Sementara pelaku, meninggal dunia dua jam kemudian karena melompat dari atap lantai dua usai menganiaya istrinya itu.
Tidak ada yang menyangka pasangan yang dikaruniai seorang anak berusia sembilan bulan ini akan berakhir tragis. Sebab selama ini warga mengetahui hubungan mereka baik-baik saja. Suwandi, orang tua pelaku pun tidak tahu apa penyebab sebenarnya kejadian itu.
Advertisement
Baca Juga
“Setahu saya selama ini tidak pernah ada ribut-ribut. Besan juga bilang seperti itu saat saya tanya,” kata Suwandi di kamar mayat RS Saiful Anwar Malang, Sabtu, 9 Mei 2020 malam.
Khoirul selama ini tinggal di rumah Astutik di Dusun Sumbul, Desa Klampok. Sehari-hari ia menggarap sawah. Sementara istrinya ibu rumah tangga biasa. Baru dua hari ini Khoirul pulang ke rumah orang tuanya, membantu mengirim makanan ke kerabat.
“Dia anak tunggal, saya minta pulang bantu kirim makanan tradisi khas Ramadan di kampung kami,” ujar Suwandi.
Peristiwa penganiayaan dan bunuh diri itu terjadi pada Sabtu 9 Mei sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, Suwandi dan istrinya berdagang di pasar. Sebelum berangkat pun ia menyebut tidak ada pertanda cekcok antara anak dan menantunya itu.
“Saya tahunya dihubungi tetangga, bilang kalau anak saya dibawa ke Polsek. Ternyata ada musibah itu,” ucap Suwandi.
Malam ini juga, jenazah Khoirul dibawa pulang dari kamar mayat RS Saiful Anwar Malang. Pihak keluarga menolak rencana autopsi jenasah oleh kepolisian untuk memastikan penyebab meninggalnya pelaku.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kronologi Kejadian
Peristiwa itu dimulai dengan Suwandi mengunci anaknya di kamar. Setelah itu, ia menggergaji leher istrinya di ruang tengah. Begitu Astutik bersimbah darah, ia naik ke genting rumah di lantai 2, dengan ketinggian diperkirakan 10 meter lalu melompat terjun ke bawah.
“Semula tetangga mengira ia hendak memperbaiki genting. Ternyata lompat,” kata Kepala Desa Klampok, Kusnadi.
Begitu jatuh ke bawah, pelaku masih selamat dari upaya bunuh diri itu. Ia ditolong dan dibopong ke rumah tetangga. Saat itu terdengar pula teriakan bocah di dalam rumah. Warga kaget begitu tahu Astutik terkapar di ruang tengah rumah.
“Posisi jatuh seperti tengkurap, dada menghantam tanah. Setelah diberi minum tetangga, segera kami bawa ke puskesmas,” ujar Kusnadi.
Astutik dilarikan ke RS Marsudi Waluyo lalu dirujuk ke RS Saiful Anwar untuk penanganan intensif. Terdapat luka menganga di leher bagian kanan hingga nyaris ke batang tenggorokan. Sementara pelaku dibawa ke puskesmas untuk pertolongan pertama.
Meski tampak luka lebam di wajah, setelah sekitar 45 menit dirawat puskesmas menyatakan pelaku baik-baik saja. Apalagi masih bisa berdiri meski dengan kondisi terhuyung. Khoirul lantas dibawa ke Polsek Singosari.
“Ia masih bisa berjalan dengan dipapah, jalannya tampak goyang,” ucap Kusnadi.
Namun, baru lima menit di Polsek Singosari, dan sempat menjawab pertanyaan polisi penyebab mencoba bunuh diri sekaligus menggergaji istrinya, pelaku muntah bercampur darah. Lantas ambruk tak sadarkan diri. Ia kemudian kembali dilarikan ke puskesmas.
“Begitu tiba di puskesmas dia sudah dalam keadaan meninggal dunia,” kata Kapolsek Singosari, AKP Farid Fathoni.
Kepolisian sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mendalami peristiwa ini. Mulai dari tetangga sampai orang tua pelaku. Namun upaya autopsi terhadap jenazah pelaku tak mendapat izin dari pihak orang tua.
“Kalau dugaan awal ya karena cemburu. Tapi apa sebenarnya motifnya butuh pendalaman lebih,” kata Farid.
Advertisement