Pagi-Pagi, Kades di Flotim Panjat Pohon Cari Sinyal demi Ikut Rapat Online

Warga di desa ini, hingga kini belum menikmati jaringan telepon atau internet yang memadai. Jika hendak menelepon atau mengakses internet, warga harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju tempat yang ada sinyal.

oleh Ola KedaDionisius Wilibardus diperbarui 14 Mei 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 06:00 WIB
Desa terisolir di NTT
Foto : Kepala Desa Woloklibang, Adonara Barat, Flores Timur, NTT saat berada di atas pohon mencari sinyal (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2020 tentang penetapan daerah tertinggal 2020-2024, Kabupaten Flores Timur, merupakan salah satu kabupaten di NTT yang tidak masuk dalam kabupaten tertinggal.

Ironisnya, sarana prasarana sebagai salah satu indikator penetapan Perpres di wilayah itu belum memadai. Seperti yang dialami warga desa Woloklibang, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur.

Warga di desa tersebut, hingga kini belum menikmati jaringan telepon atau internet yang memadai. Jika hendak menelepon atau mengakses internet, warga harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju tempat yang ada sinyal.

Bahkan, untuk mengikuti rapat koordinasi (rakor) virtual bersama Bupati Flotim terkait penanganan covid-19, Kepala Desa Woloklibang harus rela memanjat pohon, Jumat (8/5/2020). Hal itu dilakukannya karena, hingga saat ini Desa Woloklibang masih sangat terisolasi karena tidak ada sinyal internet.

"Mau buat bagaimana, terpaksa harus panjat pohon supaya bisa dapat jaringan dari Larantuka, ibu kota kabupaten. Memang ada tower di kecamatan kami, tetapi jauh di pesisir, kita di gunung tidak bisa akses. Untuk telepon saja susah, apalagi internet," ujar Kepala Desa Woloklibang, Anselmus Sili kepada wartawan, Senin (11/5/2020).

Ia mengungkapkan, saat mencari sinyal, ia dampingi sekretaris desa dan BPD. Rakor penanganan covid-19 yang berjalan kurang lebih dua jam itu, diikutinya dari atas pohon.

"Sekitar dua jam, karena sempat istrahat makan, habis itu lanjut lagi," katanya.

Ia berharap, Pemda Flotim bisa bekerjasama dengan pihak Telkom agar di desanya bisa dibangun tower BTS (Base Transceiver System).

"Kalau bisa dibangun biar mini, sehingga akses online bisa terjamin," katanya.

Meski demikian, ia mengaku insfrastruktur jalan dan penerangan di desa itu, sudah dinikmati warga desa. "PLN sudah, jalan juga sudah sebagian di-hotmix , tahun ini mungkin sudah selesai," imbuhnya.

Menanggapi keluhan warga desa Woloklibang, Wakil Bupati Flotim, Agustinus Payong Boli mengaku sudah menyurati Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk pembangunan tower mini yang jangkauan pelayanan jaringannya kurang lebih 10 km. Selain itu, Pemda juga sudah meminta Telkom untuk bangun tower besar lainnya di wilayah itu.

"Tahun-tahun kemarin sudah terpasang tower mini di Desa Titehena Kecamatan Solor Barat, Desa Puhu Adonara Timur, Desa Latonliwo Kecamatan Tanjungbunga, Desa Lewoawang Kecamatan Ilebura dan beberapa desa lagi untuk jangkauan jaringan kurang lebih 10 KM," jelasnya.

Menurut dia, di Flotim secara wilayah, rata-rata jaringan Telkom sudah baik hanya kadang terkendala jaringan karena jarak jangkauan.

"Tinggal satu dua desa yang memang sinyalnya kurang kuat misalkan Desa Woloklibang dan lainnya. Mudah-mudahan kementerian Infokom cepat menjawabi permintaan pemda Flotim," tutupnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya