Patut Ditiru, Ratusan Penerima PKH di Kudus Mengundurkan Diri

Total penerima KPH di Kabupaten Kudus 20.591 penerima manfaat

diperbarui 17 Mei 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2020, 15:00 WIB
mbah Suliyem
Miskin secara kasat mata tak menjamin mbah Suliyem masuk sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). (Foto: Liputan6.com/kusfitriyah Martyasih)

Kudus - Ratusan penerima bantuan sosial dari program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Kudus menyatakan mundur setelah dinyatakan “graduasi”. Mereka dikeluarkan dari daftar penerima bantuan lantaran naik kelas, sudah mampu dan mandiri.

Koordinator Pendamping PKH Kabupaten Kudus Habib Rifai mengatakan setiap bulan pendamping PKH melakukan evaluasi data penerima. Total tercatat 271 keluarga penerima manfaat (KPM) mengundurkan diri dari daftar penerima PKH.

Dari jumlah itu, 181 KPM telah mandiri, 20 KPM masuk kategori keluarga mampu, sisanya 70 KPM tak lagi memenuhi komponen persyaratan penerima PKH.

“Mereka yang kini bisa mandiri karena sebelumnya memang ada bimbingan dan motivasi dari pendamping PKH. Pendamping PKL melakukan pendampingan di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, perlindungan anak, serta kesejahteraan sosial,” katanya.

Total penerima KPH di Kabupaten Kudus 20.591 penerima manfaat. Mereka tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus. Penerima PKH harus memenuhi sejumlah komponen seperti kesehatan, terdiri atas ibu hamil, nifas, dan anak usia dini.

“Untuk komponen pendidikan, dalam satu keluarga memiliki anak sekolah mulai SD hingga SMA, serta komponen ketiga yakni kesejahteraan sosial bagi lansia 70 tahun ke atas dan disabilitas berat,” katanya, dikutip Suaramerdeka.com.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Sosial Sunardi menyebutkan jumlah penerima bantuan sosial idealnya harus terus berkurang. Berkurangnya jumlah penerima bansos menjadi indikasi membaiknya tingkat ekonomi masyarakat. Dinas Sosial mulai melakukan penempelan stiker di rumah penerima bantuan sosial.

“Kami menyiapkan 45 ribu stiker yang akan ditempel di rumah penerima bansos. Jika stiker dicopot, secara otomatis bantuan akan dihentikan,” katanya.

Pemasangan stiker akan dikebut dalam seminggu ini. Sunardi mengatakan, pemasangan stiker akan memudahkan identifikasi warga penerima program bantuan sosial.

“Pemasangan stiker juga untuk mengantisipasi tumpang tindih pemberian bantuan. Ke depan tidak ada lagi warga yang menikmati dua jenis bantuan atau lebih,” katanya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya