'Pak Menteri, Kapan Sinyal Masuk Kampung Kami?'

Jika warga di wilayah lain di NTT bergembira ria dengan akses telekomunikasi dan internet yang memadai, tetapi hal ini belum dirasakan warga Desa Kerirea, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Ende, NTT. Mereka belum merdeka dari keterbelakangan akses informasi.

oleh Ola KedaDionisius Wilibardus diperbarui 15 Agu 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 17:00 WIB
Akses jalan
Foto: Warga Desa Kerirea, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Ende, NTT mencari sinyal di ketinggian (Liputan6.com/Dion)

Liputan6.com, Kupang - Jika warga di wilayah lain di NTT bergembira ria dengan akses telekomunikasi dan internet yang memadai, namun hal ini belum dirasakan warga Desa Kerirea, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Ende, NTT. Mereka belum merdeka dari keterbelakangan akses informasi.

Hingga kini, warga mengeluhkan sulitnya menikmati layanan telekomunikasi dan akses internet. Bahkan, beberapa kampung di wilayah ini tak memiliki akses sinyal sama sekali. Ada kampung yang memiliki sinyal, tapi hanya di beberapa tempat tertentu. Itu pun sewaktu-waktu hilang.

"Kalau melakukan komunikasi dengan keluarga, teman, atau rekan kerja maupun mencari informasi terkini harus rela keluar rumah dan itu pun hanya ada di titik-titk tertentu saja, seperti di atas pohon," ujar warga Desa Kerirea, Kristoforus Era kepada Liputan6.com, Rabu (8/8/2020).

Ia mengatakan, untuk berkomunikasi lancar melalui ponsel, sejumlah warga desa harus berjalan belasan kilometer untuk mendapatkan sinyal.

"Sinyal HP di sini susah, makanya kadang tidak bisa dihubungi karena memang sinyalnya putus-putus," katanya.

Mantan Kepala Desa Kerirea, Urbanus B Karo mengatakan, ketiadaan sinyal telekomunikasi dan akses internet, berdampak pada tersendatnya urusan pemerintahan yang serba online. Untuk mengurus administrasi desa, ia harus pergi ke pusat kecamatan Nangapanda atau ke Kota Ende.

Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, pengalaman susah sinyal sungguh dirasakan oleh anak-anak sekolah di Desa Kerirea. Para pelajar tak bisa menjalankan pembelajaran online karena ketiadaan sinyal.

Untuk menjalani proses belajar mengajar, guru-guru harus rela mendatangi beberapa titik untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar daring.

Survei Tower

Angin segar berhembus ketika tim survei dari PT Aris Indogas, sebuah perusahaan penyedia jasa yang ditunjuk oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Kominfo mensurvei lokasi pembangunan tower Telkomsel di Desa Kerirea pada Selasa, (4/8/2020).

"Kemarin ada tim datang survei lokasi. Informasinya akan dibangun tower di sini. Kami berharap rencana ini direalisasikan,” ungkap warga Dusun Arawea- Kerirea, Toner Kadju. 

Survey itu untuk menentukan lokasi proyek pembangunan tower telkomsel di wilayah Desa Kerirea pada tahun 2020.

"Kami ucapkan terima kasih ada perhatian dari Kominfo. Soal lahan, kami serahkan secara swadaya dan masyarakat sangat mendukung," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Informasi dan Telekomunikasi Kabupaten Ende, Siprianus Rendo Rete membenarkan perihal survei lokasi pembangunan tower telekomunikasi di Kabupaten Ende.

"Benar, semuanya ada 21 titik, termasuk di desa Kerirea," dia menandaskan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya