Uji Klinis Vaksin Covid-19 Berjalan Lancar, Selanjutnya?

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan kandidat vaksin buatan Sinovac yang sedang diuji oleh peneliti berjalan lancar.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Okt 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 19:00 WIB
Kusnandi Rusmil
Ketua Tim Peneliti Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan kandidat vaksin buatan Sinovac yang sedang diuji oleh peneliti berjalan lancar.

"Jadi sekarang (uji klinis) sedang berjalan. Relawan yang sudah mendapatkan suntikan pertama sebanyak 1.620, relawan suntik kedua lebih dari 1.000," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil di Bandung, Rabu (21/10/2020).

Kusnandi menuturkan, 1.620 relawan yang mengikuti uji klinis akan menjalani tahapan selama enam bulan. Menurutnya, hasil uji vaksin tersebut baru baru bisa dilaporkannya pada Maret tahun depan.

"Saya akan laporkan sebanyak 540 subjek pertama pada Januari dan kalau betul-betul selesai penelitiannya Maret 2021," kata Kusnandi.

Ia pun memastikan bahwa sistem pengawasan berjalan baik dan dilakukan secara berkala. Sejauh ini, para relawan pun tidak ada yang mengalami gangguan kesehatan berat yang diklasifikasikan ke dalam Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Kalau yang ringan seperti demam pasti ada, lemas pasti ada, nyeri di tempat suntikan juga masih ada. Tapi itu dalam batas normal mereka masih bisa beraktivitas. Sampai sekarang belum ada laporan yang menakutkan," tutur Kusnandi.

Seperti diketahui, PT Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac asal China dalam pengadaan dan pengembangan vaksin Covid-19. Uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia dilakukan bekerja sama dengan Unpad di Bandung.

Adapun laporan mengenai hasil uji klinis fase tiga vaksin tersebut akan digunakan untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kusnandi mengatakan, pada Maret nanti akan diketahui apakah vaksin yang diujicobakan sudah efektif menangkal virus atau tidak. Termasuk soal keamanan dan imunogenitas vaksin.

"Itu yang saya teliti vaksin dari Bio Farma (kerja sama dengan Sinovac). Nanti kalau sudah selesai Maret itu baru diproduksi besar-besaran untuk dijual dan dipergunakan dalam negeri nantinya," katanya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya