Kabar 1 Keluarga Meninggal Ketika Isoman, Ini Penjelasan Dinkes Purbalingga

Jenazah Admini dipulangkan tanpa protokol kesehatan Covid-19. Ia juga dimakamkan secara normal

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 21 Jul 2021, 00:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 00:30 WIB
Pemakaman jenazah Covid-19 di Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Pemakaman jenazah Covid-19 di Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Liputan6.com, Purbalingga - Belakangan ramai kabar satu keluarga meninggal dalam waktu berdekatan di Kelurahan Penambongan, Kabupaten Purbalingga ketika menjalani isolasi mandiri atau isoman. Dua dari empat orang belakangan terkonfirmasi positif Covid-19.

Satu keluarga ini terdiri dari ayah, ibu dan dua anak perempuannya. Admini (39), warga RT 1 RW 3 meninggal pada 3 Juli 2021 pukul 01.30 WIB. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit Siaga Medika sehari sebelumnya.

Jenazah Admini dipulangkan tanpa protokol kesehatan Covid-19. Ia juga dimakamkan secara normal. Keterangan dari Puskesmas Bojong menyebut Admini tidak sedang menjalani isolasi mandiri.

Pada hari yang sama pukul 23.00 WIB, ayahnya yang bernama Siswomuarto (75), warga RT 2 RW 1 Kelurahan Penambongan, meninggal di rumah. Dari keterangan Puskesmas Bojong, ia tidak pernah menjalani tes swab dan tidak sedang menjalani isolasi mandiri.

Ia memiliki riwayat penyakit diabetes melitus yang ia idap selama empat tahun. Ia juga rutin mendapat suntikan insulin untuk mengendalikan kadar gula darahnya. Siswomuarto selama ini rutin memeriksakan diri di RS Siaga Medika Purbalingga.

Pada Senin (12/7/2021) pukul 16.00 WIB, Kartini (65), istri Siswomuarto, meninggal di rumah. Ia memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Puskesmas juga menyatakan ia tidak sedang menjalani isolasi mandiri. Namun setelah meninggal, petugas mengambil sampel swab dari jenazah Kartini dan hasilnya positif Covid-19.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Positif Swab Antigen

Berselang satu jam, Eni (40), anak Kartini, meninggal di rumah yang berada persis di belakang rumah orangtuanya. Sebelum meninggal, ia mengeluh sakit lambung dan sesak napas.

Ia sempat dilarikan ke RS Emanuel Banjarnegara karena rumah sakit di Purbalingga penuh. Namun karena IGD RS Emanuel juga penuh, ia dipulangkan.

Puskesmas juga menyatakan Eni tidak sedang menjalani isolasi mandiri. Namun setelah meninggal, petuga medis melakukan rapid tes antigen dan hasilnya positif Covid-19.

Karena tidak sedang menjalani isolasi mandiri, kedua jenazah sempat disucikan layaknya jenazah biasa. Setelah dites antigen dan terkonfirmasi positif, baru petugas medis memanggil tim pemulasaran jenazah. Jenazah baru bisa dimakamkan sekitar pukul 01.00 dini hari setelah menunggu tim pemakam selesai memakamkan jenazah lain.

Meskipun satu keluarga ini meninggal dalam kondisi tidak sedang menjalani isolasi mandiri, namun tes antigen menunjukkan dua di antara anggota keluarga ini positif Covid-19.

"Isoman itu dilakukan setelah hasil test baik rapid antigen maupun swab PCR positif, lha mereka ini sakit. Setelah meninggal baru di-antigen, namanya bukan sedang isoman," kata drg Hanung Wikantono, Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Selasa (20/7/2021).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya