Cerita Kompol Galih Wardani Bangga Pernah Ikut Tangkap Teroris dan Kembalikan ke NKRI

Pelaku IM mengungkap dirinya menyimpan bahan peledak dengan berat mencapai 35 kg di kaki Gunung Ciremai.

oleh Panji Prayitno diperbarui 12 Okt 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 08:00 WIB
Cerita Kompol Galih Wardani Bangga Pernah Ikut Tangkap Teroris Hingga Kembali ke NKRI
Kompol Galih Wardani merasa bangga dan senang pernah bekerja sama dengan Densus 88 menangkap terosi di Cirebon yang saat ini menyatakan diri kembali kepada NKRI. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Indramayu Kompol Galih Wardani mengaku bangga atas karier dan prestasinya di institusi Polri. Pria yang akrab disapa Galih tersebut pernah bekerjasama dengan Densus 88 menangkap teroris yang beraksi di Cirebon saat dikunjungi Presiden Jokowi.

Ketika itu, Galih Wardani menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota berpangkat AKP. Saat itu, kata dia, sekitar tahun 2017 Cirebon mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Festival Keraton Nusantara XI.

"Ketika penutupan FKN kami bergabung dengan tim Densus 88 berbagi tugas melakukan sterilisasi wilayah sebelum acara penutupan FKN berlangsung oleh Presiden Jokowi," ujar Kompol Gali Wardani, Minggu (11/10/2021).

Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakapolres Indramayu tersebut mengatakan, di tengah sterilisasi wilayah, ia mendapat informasi ada gerak gerik mencurigakan di kawasan Bandar Udara Cakrabuana Penggung Kota Cirebon.

Dia bersama jajarannya dan densus 88 langsung menuju lokasi dan mendapati orang yang dicurigai tersebut. Saat ditangkap dan digeledah, orang yang diketahui berinisial IM tersebut ditemukan senjata dan tulisan jihad.

"Setelah kita telusuri ternyata yang bersangkutan ini merupakan salah satu dari jaringan JAD kemudian pelaku berhasil kita amankan dan langsung kita bawa ke ke kantor Polres Cirebon Kota," kata Galih.

Kebanggaan Galih Wardani tersebut lantaran si pelaku IM dikabarkan sudah bertaubat dan menyatakan diri kembali mengakui kedaulatan dan setia kepada NKRI. Seturut pengakuannya itu, pelaku IM mengungkap dirinya menyimpan bahan peledak dengan berat mencapai 35 kg di kaki Gunung Ciremai kawasan Kabupaten Majalengka.

Dia mengaku tidak menyangka pelaku masih menyimpan bahan peledak dengan kurun waktu yang cukup lama. Padahal, beberapa saat setelah penangkapan teroris di Cirebon tahun 2017 lalu, tim Densus 88 langsung melakuka penelusuran jejak IM di Kabupaten Majalengka.

"Saat itu penggeledahan di rumah yang bersangkutan di Majalengka dan kami menemukan beberap bom molotov senjata tajam hingga buku jihad. Melihat berita yang beredar saat ini terkait pelaku yang kembali ke NKRI saya pribadi merasa bangga," ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan berikut ini

Bahan Peledak di Gunung Ciremai

Cerita Kompol Galih Wardani Bangga Pernah Ikut Tangkap Teroris Hingga Kembali ke NKRI
Polisi menggeledah rumah terduga teroris Cirebon IM di Majalengka (Liputan6.com/ Panji Prayitno)

Namun demikian, Galih berpesan kepada masyarakat di Cirebon dan Indramayu agar tidak panik dan merasa terteror. Dia memastikan, polisi dan jajaran Densus 88 tidak tinggal diam dan akan bergerak cepat mengatasi persoalan terorisme di Indonesia.

Seperti diketahui, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan membenarkan, ada bahan peledak berjenis Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP) seberat 35 Kg ditemukanTim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Iya, benda itu ditemukan di kaki Gunung Ciremai wilayah Majalengka, Jawa Barat pada Jumat kemarin," kata Ramadhan kepada awak media, Senin (4/10/2021).

Ramadhan menjelaskan, hasil investigasi mengungkap bahwa benda tersebut adalah milik Imam Mulyana, narapadina teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap 2017.

Ramdhan melanjutkan, bahan peledak itu diakui Imam sebagai miliknya usai menjalankan ikrar untuk sumpah setia kedaulatan NKRI dan Pancasila pada awal Oktober 2021.

"Dia baru mengakui pernah menyimpan bahan baku peledak seberat 35 Kg yang disembunyikan di Gunung Ceremai bersama komplotannya," Ramadhan menandasi.

Ramadhan mengungkapkan, berdasarkan keterangan Imam Mulyana tersebut, pada hari Jumat 1 Oktober 2021, Densus 88 Antiteror Polri bersama dengan tim melakukan pencarian.

"Tim pada akhirnya menemukan bahan peledak berupa TATP sebanyak 35 kg itu di ketinggian 1.450 MDPL (meter di atas permukaan laut) di sebuah lokasi tersembunyi dan sulit untuk dijangkau, di seputaran Blok Cipager, Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat," ucap Ramadhan.

Sebagai informasi, TATP ditemukan dalam sejumlah wadah terpisah. Tiap wadah berisi 10 Kg bahan peledak dan botol ada plastik ukuran 250 ml berisikan gotri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya