Liputan6.com, Manado - Pemerintah tengah berupaya keras membangkitkan kembali sektor perekonomian yang goyah akibat dihantam pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menggenjot sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sulut, aspek modal menjadi hal yang penting. Â
Salah satu pihak yang menaruh perhatian besar pada sektor UMKM di Sulut adalah PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk. BSI menawarkan kredit murah dan tanpa denda jika terlambat membayar angsuran.
Advertisement
Baca Juga
"Meski namanya Bank Syariah tapi kami terbuka untuk umum. Bank Syariah Indonesia Manado Mantos misalnya, mayoritas nasabahnya justru non muslim karena mereka tertarik dengan angsuran kita yang pasti, tidak naik turun dan proses yang cepat," ujar Branch Manager BSI Manado Mantos Rivai Adhi Wijaya ketika talkshow yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulut di Taman Berkat Manado, Kamis (4/11/2021).
Rivai menyebutkan penyatuan dan integrasi sistem layanan di Area Manado, Sulut, sebagai wujud komitmen perusahaan mendorong pengembangan keuangan syariah, dan meningkatkan literasi masyarakat di kawasan Timur lndonesia. Penyatuan sistem layanan Area Manado ini merupakan tahap kedua kelanjutan dari kick off Region Makassar pada 5 April 2021 lalu yang diresmikan oleh Direktur Utama BSI.
"Progres Bank Syariah Indonesia sangat signifikan. Di mana hingga September 2021 naik Rp7 miliar untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR dan mikro," papar Rivai sambil menambahkan, walaupun pandemi, pihaknya dipercaya pemerintah untuk menyalurkan KUR kepada UMKM di Sulut.
Rivai menjelaskan, perbedaan pendanaan antara bank dan investor (rentenir). Misalnya, soal kepemilikan. Kalau bank tentu pelaku usaha yang punya sendiri, sedangkan rentenir mereka bisa kendalikan usaha. Pun manajemen untuk bank ditentukan pemilik usaha, kalau rentenir ikut menentukan usaha.
"Soal proses tentu bank lebih cepat, rentenir relatif lama. Pun keuntungan kalau bank 100 persen dimiliki pemilik usaha, sedangkan rentenir sharing profit berdasarkan porsi kepemilikan dan seterusnya," ujarnya.
Dalam kondisi demikian, dia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat meminjam uang kepada renternir. Waspadai pinjaman online, lewat broadcast SMS, WA, dan lain-lain. Dikhawatirkan, pinjaman online itu tidak diawasi OJK.
"Bunganya lebih besar dan terlilit utang yang lebih banyak. Awalnya, enak terima uang, tapi jadi tidak mampu mengembalikan karena bunga sangat besar," ujarnya.
BSI saat ini punya usaha mikro, dalam rencana peluncuran, dengan plafon pinjaman sampai Rp200 juta. Kemudian BSI KUR yaitu produk program KUR pemerintah yang diperuntukkan bagi budaya mikro, kecintaan, dan menengah yang mempunyai usaha layak dan produktif.
"Sesuai prinsip syariah dengan skema murabahah, ijarah, dan MMQ yang pinjamannya sampai Rp500 juta," papar Rivai.
BSI Usaha mikro terdiri dari BSI KUR Super Mikro maksimal Rp10 juta, bunga 6%, tenor 3 tahun. BSI KUR Mikro, Rp10-50 juta minimal 6 bulan usaha dengan bunga 6% tenor 3 tahun dengan agunan titipan (surat tanah, kendaraan, dan lainnya).
"Ada juga BSI KUR Kecil plafon Rp50-500 juta dengan bunga 6% tenor 4 tahun. Dan BSI tidak mengenakan denda jika terlambat," ujarnya.
BSI juga sudah beralih ke digitalisasi. Rivai mengatakan, saat ini dia bisa approve pengajuan kredit lewat ponsel.
"Itulah digitalisasi yang ditawarkan BSI. Pembukaan rekening juga sangat cepat lewat aplikasi. Hanya dalam hitungan menit sudah bisa membuka rekening," ungkap Rivai.Â
Dia mengingatkan, pelaku UMKM penting untuk berlatih mencatat. Dimulai dari hal sederhana seperti pendapatan harian atau bulanan, kemudian HPP (harga pokok penjualan), pembukaan rekening.
"Pentingnya menabung di bank untuk menambah kepercayaan bank," katanya.
Ikut berbicara dalam kegiatan itu Kadis Perindustrian dan Perdagangan Manado, Hendrik Warokka, Sales Manager Wuling Sulut, Mevander Mark Muntu, dan dihadiri sekitar 70 pelaku UMKM, pemimpin media anggota AMSI Sulut dan karyawan Wuling Sulut serta karyawan BSI Manado Mantos.