Waspada Cuaca Ekstrem Dampak Rangkaian Siklon Tropis di Akhir Februari

Dinamika pembentukan siklon tropis ini patut diwaspadai karena dapat menyebabkan cuaca ekstrem

oleh Arie Nugraha diperbarui 26 Feb 2022, 23:36 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2022, 23:36 WIB
Siklon Tropis
Gambar satelit menunjukkan sekelompok besar hujan dan badai di dekat Filipina pada Selasa sore, waktu setempat. (Badan Meteorologi Jepang / Himawari 8)

Liputan6.com, Bandung - Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyatakan kondisi cuaca di wilayah Indonesia pada pekan terakhir Februari 2022 akan didominasi oleh pengaruh rangkaian siklon tropis yang terbentuk secara terangkai di selatan Indonesia.

Menurut Erma rangkaian siklon tropis ini dapat terjadi karena dipicu oleh aktivitas penjalaran gelombang ekuatorial Rossby yang cenderung stasioner (perubahan cenderung tetap terhadap waktu) dari timur ke barat.

"Rangkaian siklon yang saling bersambung dan menyerupai rangkaian pada gerbong kereta ini dikenal dengan istilah 'kereta gelombang' (wave-train)," ujar Erma kepada Liputan6.com, Bandung, Sabtu, 26 Februari 2022.

Erma mengatakan indikasi adanya rangkaian siklon ini dapat ditemukan melalui dua bibit siklon tropis 99S dan 98P, yang masing-masing terbentuk di perairan Timor (15LS, 130BT) dan Arafuru (15LS, 140BT).

Kedua bibit siklon tropis tersebut berada pada jarak yang relatif dekat satu sama lain dengan jarak kurang dari 100 kilometer.

"Sehingga berpotensi untuk saling bergabung dan membesar, membentuk siklon tropis dan akan bergerak ke darat menuju utara Australia," jelas Erma.

Dinamika pembentukan siklon tropis ini patut diwaspadai karena dapat menyebabkan cuaca ekstrem.

Selain itu berdampak meningkatkan intensitas dan durasi hujan harian di wilayah di Indonesia selatan-timur, terutama di kawasan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Flores, Kupang, dan sekitarnya.

"Di sisi barat juga terbentuk bibit siklon tropis 90S (15LS, 95BT) di Samudera Hindia bagian timur dekat Sumatera yang juga dapat berdampak pada peningkatan hujan di kawasan barat (Jawa dan Sumatra)" kata Erma.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


MJO di Samudra Hindia

FOTO: Waspada Hujan Angin di Jakarta Dampak Siklon Molave
Kondisi llalu lintas saat hujan mengguyur Jakarta, Senin (26/10/2020). BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini cuaca berupa potensi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dampak dari siklon tropis Molave hingga 27 Oktober 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ditambah saat ini di Samudra Hindia masih terbentuk Madden Julian Oscillation (MJO) kuat yang dapat menambah sumber kelembapan dan pasokan awan yang menuju ke wilayah Sumatra dan Jawa.

Selain itu di bagian utara Laut Tiongkok Selatan mulai terbentuk vorteks Borneo sehingga berdampak pada peningkatan angin dan hujan di Kalimantan.

"Parahnya lagi, prakondisi vorteks juga terbentuk di Samudra Hindia bagian utara dekat Aceh yang dapat berpotensi berubah menjadi vorteks," ungkap Erma.

Pola vorteks kembar (twin-vortex) yang dapat terbentuk di Samudra Hindia sisi utara dan selatan ekuator ini juga merupakan salah satu dampak dari kereta gelombang.

Erma menuturkan maraknya pembentukan vorteks dan siklon tropis yang mengepung wilayah Indonesia saat ini, sekaligus menandakan bahwa potensi ekstrem meningkat dan menyebar ke wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur Indonesia.

"Karena potensi kebencanaan hidrometeorologis juga meningkat, maka para pemangku kepentingan dan masyarakat patut mewaspadai kondisi ini," tukas Erma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya