Daftar 3 Subsektor Ekonomi Kreatif Kota Bandung yang Berkontribusi untuk PAD

Hal ini dipengaruhi oleh demografi Kota Bandung yang dihuni 68 persen masyarakat usia di bawah 40.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 23 Jul 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2022, 05:00 WIB
Gudang Baru Pakde
Pekerja menata stok pakaian di gudang baru Pakde di Bandung, (22/10). Pemilihan Bandung sebagai gudang baru Pakde (Paket Delivery) start up ini karena pertumbuhan ekonomi kreatifnya yang kian membaik. (Liputan6.com/Ho/Agus)

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak tiga subsektor ekonomi kreatif jadi andalan Kota Bandung dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Ketiganya antara lain yaitu, craft (kriya), kuliner, dan fesyen.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disbudpar Kota Bandung Sri Susiagawati mengatakan, hal ini dipengaruhi oleh demografi Kota Bandung yang dihuni 68 persen masyarakat usia di bawah 40.

Selain itu, faktor sejarah sebagai kota kreatif juga berandil besar. Sehingga banyak produk kriya, kuliner, dan fesyen dari Kota Bandung.

“Ketiga subsektor ini berkontribusi besar terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Bandung,” kata Wati dalam kegiatan Bandung Beraksi (Bincang Akselerasi Ekonomi), Kamis (21/7/2022).

Berkaca pada data tersebut, Disbudpar Kota Bandung telah mengeluarkan surat edaran yang menunjang publikasi tiga jagoan subsektor ekraf di Kota Bandung tersebut.

Selain ketiga subsektor jagoan tadi, Wati juga menyebut musik dan film sebagai subsektor penyangga.

“Ada surat edaran dari Disbudpar yang isinya bahwa di ruang-ruang umum seperti hotel dan resto, harus ada juga pojok craft, lukisan Kota Bandung, makanan tradisional, musik tradisional,” ujarnya.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bergerak dan Berinovasi

Selain itu, optimalisasi pemasaran tiga subsektor jagoan ini juga dilakukan di tiap co-working space di 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung.

Wati juga berpesan kepada seluruh pegiat UMKM di Kota Bandung untuk terus bergerak dan berinovasi. Ia juga menyebut kegiatan kolektif seperti ini (Pasar Kreatif 2022) dapat menunjang keberhasilan UMKM, yang jadi salah satu pilar kuat ekonomi Kota Bandung.

“Ada banyak faktor mulai dari lingkungan, latihan, mengikuti pelatihan, dan terus bergerak. Jangan patah semangat, semua punya peluang menjadi pengusaha,” ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya