Harga Bakal Melonjak, Petani Cabai Rawit di Gorontalo Malah Galau Berat

Hal itu disebabkan hampir semua tanaman cabai rawit milik petani, itu terserang hama virus gemini atau virus kuning.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 28 Nov 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2022, 04:00 WIB
Pohon cabai rawit petani di Gorontalo terserang hama patek (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Begini Kondisi cabai rawit petani di Gorontalo diserang hama patek dan virus kuning (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Sejumlah petani cabai rawit di Gorontalo mengklaim jika Desember 2022, harga cabai rawit bakal melonjak drastis. Selain kebutuhan akan meningkat, produksi cabai petani juga bakal berkurang.

Hal itu disebabkan hampir semua tanaman cabai rawit milik petani, itu terserang hama virus gemini atau virus kuning. bahkan, penyakit tanaman yang satu ini, sangat sulit untuk dikendalikan.

Virus kuning bisa menyerang berbagai varietas cabai. Ciri-ciri virus ini mampu membuat daun cabai menguning bahkan hingga ada yang mati.

Serangan penyakit inilah yang tinggi ini membuat petani cabai kewalahan. Selain tanaman cabai bisa mati mendadak, produksi panen pun menurun drastis dari yang biasanya.

"Memang virus kuning ini sulit untuk dikendalikan, banyak pohon cabai saya yang buahnya berkurang," kata Inton salah satu petani di Gorontalo kepada Liputan6.com Sabtu (26/11/2022).

"Saya prediksikan cabai rawit di Gorontalo akan naik drastis di akhir tahun. Karena memang banyak petani yang bakal gagal panen," tuturnya.

Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit ke depan tidak hanya diakibatkan oleh gagal panen. Akan tetapi, banyaknya permintaan dari dalam maupun luar daerah juga sangat berpengaruh.

"Desember kan ada perayaan natal, belum lagi tahun baru. Pasti permintaan tinggi, nah kalau permintaan tinggi kemudian stok tidak ada, pasti harganya jadi mahal," tuturnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Pengamat Hama

Kondisi cabai petani di Gorontalo terserang hama
Kondisi tanaman cabai rawit petani di Gorontalo terserang hama akibat cuaca yang tidak menentu (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Menurut Haris Pakaya, salah satu pengamat hama di Gorontalo mengatakan, bahwa mengendalikan virus kuning bisa dari perlakukan awal. Petani harus memiliki varietas cabai yang tahan atau toleran untuk menghindari serangan hama.

"Pemilihan benih cabai yang unggul juga sangat berpengaruh, jadi petani diminta untuk melakukan penyortiran awal sebelum menanam," kata Haris.

Selain itu, petani diminta melakukan persemaian yang benar. Contohnya melakukan isolasi tanaman di persemaian agar kutu kebul yang merupakan pembawa vektor virus gemini maupun serangga lain tidak menyerang persemaian tanaman cabai.

"Persemaian juga harus proteksi betul, jangan sampai ditaruh di tempat terbuka yang bisa dimasuki serangga seperti kutu daun penghisap nutrisi," katanya.

"Kutu itulah pembawa gen virus kuning dan diuntungkan pada bibit tanaman cabai kita. Mudah-mudahan dengan dua cara itu, cabai kita bisa terhindar dari virus kuning," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya