Liputan6.com, Lumajang - Bupati Lumajang, Jawa Timur, Thoriqul Haq meninjau lokasi terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh pada Minggu petang.
"Kami ingin memastikan semua warga di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, yang masih berada di rumah dievakuasi seluruhnya," katanya di Lumajang.
Menurutnya proses evakuasi bencana tersebut lebih cepat karena warga sudah mempersiapkan sejak awal terjadi APG pada pukul 03.00 WIB.
Advertisement
Baca Juga
"Kami lakukan pemetaan sejak tadi pagi sejak adanya APG dan status Gunung Semeru juga dinaikkan dari siaga menjadi awas," ucap Bupati yang biasa dipanggil Cak Thoriq itu.
Ia mengatakan Pemkab Lumajang memastikan bahwa proses evakuasi berjalan dengan cepat dan masyarakat sudah menempati beberapa posko pengungsian yang sudah disediakan.
"Kondisi Dusun Kajar Kuning saat ini tertutup material debu awan panas guguran hingga 3 meter. Beberapa rumah warga juga terkubur, bahkan dua jembatan di Dusun Kajar Kuning yang beberapa waktu diresmikan juga ikut tertimbun material APG," tuturnya.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Akses Jalan Terbatas
Cak Thoriq menjelaskan untuk akses menuju ke Pronojiwo melalui Curah Koboan tidak bisa dilalui, sehingga pihaknya masih berkoordinasi agar jalur jembatan gantung Gladak Perak bisa digunakan secara bergantian atau diatur jam operasional.
"Walaupun memang saat ini masih ada pekerjaaan pengecoran pondasi untuk pembangunan Gladak Perak. Mudah-mudahan bisa digunakan untuk membuka akses menuju Pronojiwo," katanya.
Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa status Gunung Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) terhitung mulai tanggal 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.
Untuk itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km.
Advertisement