Mewujudkan Mimpi Peremajaan Sawit Seluas 180 Ribu Hektare

Pemerintah menargetkan 180 ribu hektare peremajaan sawit rakyat pada tahun ini untuk mengejar target 100 juta ton produksi sawit nasional.

oleh M Syukur diperbarui 01 Mar 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 21:00 WIB
Menteri Pertanian Syahrul yasin Limpo bersama Direktur PTPN V Jatmiko K Santosa.
Menteri Pertanian Syahrul yasin Limpo bersama Direktur PTPN V Jatmiko K Santosa. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pelaku usaha sawit, mulai perusahaan hingga organisasi petani sawit, berkumpul di Jakarta melakukan rapat akbar. Salah satu pembahasannya adalah menyukseskan peremajaan sawit rakyat (PSR) nasional.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo hadir secara langsung. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu meminta komitmen perusahaan perkebunan, pemerintah, dan asosiasi mengejar target PSR tahun demi tahun.

Syahrul meminta semua pihak yang aktif dalam dunia persawitan menjadikan PT Perkebunan Nusantara V (holding perkebunan PTPN III) sebagai role mode. Alasannya, perusahaan BUMN di Riau itu komit membangun pola kemitraan PSR dengan masyarakat.

Menteri Syahrul menjelaskan, pemerintah pada tahun ini mencanangkan PSR 180 ribu hektare. Angka itu bukan hal mudah dicapai sehingga butuh pola tepat agar dapat terealisasi.

"Seluruh pihak harus saling membantu dengan perannya masing-masing," jelas Syahrul, Senin, 27 Februari 2023.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alamsyah menyebutkan tugas berat PSR akan dapat terwujud saat seluruh unsur berkolaborasi.

"Dengan duduk bersama seperti sekarang, tidak ada sekat-sekat antar pihak, maka seharusnya kita bisa," tukas Andi.

Menurutnya, pola kemitraan PTPN Group yang mampu melakukan elaborasi dengan ragam pihak dapat menjadi contoh agar percepatan PSR terwujud. Pola ini dapat disebarkan agar banyak petani tertarik bermitra dalam melakukan PSR.

Dengan terwujudnya PSR ini, pencanangan 100 juta ton produksi sawit nasional tahun 2023 bukan hal yang mustahil. Apalagi PSR ini menjadi jalan agar sawit rakyat makin produktif.

"Saat ini, Indonesia baru mampu menghasilkan 63 juta ton," ujar Andi.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Atasi Ketimpangan

Tandan segar buah sawit petani di Riau.
Tandan segar buah sawit petani di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Terpisah, Direktur Utama Holding Perkebunan Mohammad Abdul Ghani menyebutkan, salah satu insiatif strategis PTPN dalam mendukung pertama sawit nasional adalah pembentukan Palm Co (Palm Corporation) yang ditargetkan rampung tahun ini.

Dengan Palm Co, maka perkebunan inti PTPN Grup tidak hanya akan menjadi yang terbesar di dunia. Perusahaan juga akan menjadi salah satu korporasi yang mengelola kebun plasma terbesar di Indonesia.

"Oleh sebab itu, percepatan PSR menjadi perhatian penuh kita bersama," sebutnya.

Melalui Palm Co, Ghani pun memasang target untuk dapat memangkas ketimpangan produktivitas sawit perusahaan dengan perkebunan petani yang jauh di bawah rata-rata nasional hanya 4,4 ton per hektare.

Sementara itu, Direktur PTPN V Jatmiko K Santosa yang menerima penghargaan secara langsung mengungkapkan apresiasi ini adalah dorongan bagi Perusahaan untuk terus memperluas berbagai program kemitraan yang ada di PTPN V.

"Kami menyebutnya PTPN Untuk Sawit Rakyat, ada 4 program baik untuk petani mitra maupun petani swadaya yang kami harapkan dapat mempercepat PSR," kata Jatmiko.

Ke empat program dimaksud antara lain peremajaan dan pengelolaan kebun sawit mitra dengan satu manajemen, penyediaan bibit unggul untuk sawit swadaya, kemitraan swadaya melalui offtaker binaan perusahaan, hingga pemberdayaan KUD agar mampu menjadi mitra teknis bagi petani lainnya.

"Keberadaan PTPN sejak awal memang untuk rakyat, jadi apa pun inisiatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas adalah prioritas," tukasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya