4 Fakta Menarik Film Buya Hamka, Jadi Film Termahal Falcon Pictures Berdurasi 7 Jam

Berikut fakta menarik film Buya Hamka yang menjadi film termahal Falcon Pictures

oleh Tifani diperbarui 09 Apr 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2023, 07:00 WIB
Poster film Buya Hamka. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Poster film Buya Hamka. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Liputan6.com, Yogyakarta - Film Buya Hamka merupakan film biografi yang dibuat berdasarkan kisah hidup Buya Hamka. Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Katim Amarullah merupakan ulama, jurnalis, penulis, guru, dan tokoh politikus sekaligus.

Buya Hamka juga dikenal sebagai ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tokoh Muhammadiyah yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi ini dijadwalkan akan tayang pada 20 April 2023 di seluruh bioskop Indonesia.

Film ini disebut menjalani proses produksi yang rumit dan mahal. Berikut fakta menarik film Buya Hamka yang menjadi film termahal Falcon Pictures

1. Sinopsis Film Buya Hamka

Film Buya Hamka ini akan terbagi dalam tiga volume yang berdurasi total selama tujuh jam. Film ini fokus menceritakan kehidupan sosok Buya Hamka dari kecil hingga dewasa.

Pada volume pertama, film ini mengisahkan periode ketika Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memajukan organisasi tersebut. Setelah keberhasilan tersebut, Buya Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat, sehingga membuat ia dan keluarganya harus pindah ke Medan.

Namun pengangkatannya sebagai pemimpin tersebut membuat ia mulai berbenturan dengan kepentingan Jepang hingga membuat medianya harus ditutup karena dianggap berbahaya. Kehidupan keluarganya juga terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal dunia.

Selain itu, usahanya mendekati Jepang membuatnya dianggap penjilat dan dimusuhi, sehingga ia pun diminta diminta mengundurkan diri dari jabatanya sebagai pengurus Muhammadiyah.

Pada volume kedua, film ini lebih fokus menceritakan usaha perjuangan Hamka setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Pada masa ini, Indonesia masih dibayangi ancaman agresi kedua dari tentara sekutu.

Hal inilah yang membuat Hamka berkeliling ke seluruh pelosok demi menyiarkan pentingnya persatuan antara masyarakat, tokoh agama, dan pihak militer Indonesia. Namun upaya tersebut justru membuatnya terkena tembakan, untungnya Hamka selamat.

Buya Hamka pun kemudian pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar. Namun Hamka difitnah terlibat dengan usaha pemberonatakn pada Soekarno sehingga membuatnya ditangkap dan dipaksa untuk menandatangani surat pengakuan.

Hamka berhasil bertahan dan mendapatkan hikmahnya dengan membuat kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan Islam, Tafsir Al-Azhar. Sementara pada volume ketiga volume ini, penonton akan mengikuti masa kecil Hamka hingga tumbuh besar di Maninjau, Sumatera Barat.

Pada masa ini, ia sudah menunjukkan minat pada tradisi dan sastra, hingga mengabaikan pendidikannya di pondok pesantren. Mintanya ini bertentangan dengan berbenturan dengan sang Ayah, Haji Rasul dan semakin meruncing ketika sang Ibunda memilih bercerai dengan ayahnya.

Hamka pun tumbuh dengan jalan yang dipilihnya sendiri untuk pergi belajar ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri. Selama belajar di Mekkah, Hamka mulai berorganisasi, menemukan sistem manasik haji, dan mendapatkan misi terbesar dalam hidupnya, yaitu membangun Islam di Indonesia.

Di tengah perjuangan untuk meraih tujuannya itu, Hamka bertemu dengan Siti Raham. Seorang perempuan yang menjadi inspirasi terbesar dalam hidup hingga akhirnya Hamka menikahinya.

 

Film Termahal Falcon Pictures

2. Film Termahal Falcon Pictures

Buya Hamka menjadi film biopik termahal yang pernah diproduksi Falcon Pictures, yaitu mencapai Rp70 miliar. Nominal ini mengalahkan film Bumi Manusia yang sebelumnya disebut sebagai film termahal dengan biaya produksi sebesar lebih dari Rp50 miliar.

3. Proses Produksi 9 Tahun

Ide cerita ini muncul sejak 2014 saat produser Starvision, Chand Parwez bertemu dengan mantan ketua MUI Din Syamsuddin. Sejak pertemuan tersebut, proses produksi film ini dimulai di mana naskahnya ditulis oleh Alim Sudio dan Cassandra Massardi.

Namun prosesnya mengalami kendala sehingga seringkali mengalami perubahan. Akhirnya membutuhkan waktu tiga tahun untuk memperkuat alur cerita dan konsep sebelum memulai casting.

4. Bertabur Bintang dari Vino G Bastian hingga Reza Rahardian

Film Buya Hamka diperankan oleh banyak aktor dan aktris ternama, antara lain Vino G. Bastian sebagai Buya Hamka, Laudya Cynthia Bella sebagai Siti Raham, Mawar de Jongh sebagai Kulsum, Mellya Baskarani sebagai Aminah Yoriko, Angeline sebagai Ola, Novita Hardini sebagai Fatimah, Anjasmara sebagai Ir. Soekarno, Marthino Lio sebagai Amir.

Kemudian, Reza Rahadian sebagai Hos Tjokroaminoto, Verdi Soelaiman sebagai Abdul Karim, Wafda Lubis sebagai Rozak, Roy Sungkono sebagai Rusydi (Dewasa), Ajil Ditto sebagai Fakhri (Dewasa), Yoga Pratama sebagai Zaki (Dewasa), Alm. Ade Firman sebagai Karta, Donny Kesuma sebagai Ayah Kulsum, Ben Kasyafani sebagai Zainuddin Labai dan masih banyak lagi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya