Kala SBY Bermimpi Naik Kereta Bareng Jokowi dan Mega, Dibelikan Karcis Sama Presiden ke-8 RI

Apa makna di balik angan-angan Pak SBY?

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 19 Jun 2023, 17:01 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2023, 17:01 WIB
SBY Sampaikan Pidato pada Malam Kontemplasi
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato pada malam kontemplasi di Puri Cikeas Bogor, Senin (9/9/2019). Pidato ini disampaikan dalam rangka HUT ke-18 Partai Demokrat, hari lahir SBY, dan 100 hari meninggalnya Any Yudhoyono. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, tiba-tiba menuliskan cuitan dirinya bermimpi, suatu hari Pak Jokowi datang ke rumahnya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. lalu mereka bertiga menuju Stasiun Gambir.

" Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai. *SBY*," tulis SBY.

"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan. *SBY*," tulis SBY lagi.

"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno. *SBY*," sambungnya.

Cuitan SBY itu langsung dibanjiri komentar warganet, tak jarang dari mereka mencoba menganalisa kedalaman makna di balik angan-angan SBY tersebut. 

"Dari mimpi Bapak SBY ini mengandung makna, setiap pemimpin ada masa berakhir, setelah itu menuju pulan ke kampungnya masing-masing menjadi rakyat biasa, berkumpul bersama keluarga dan saudara-saudara," tulis seorang warganet.

"Pesannya, para mantan presiden rukun, biarkan presiden baru memimpin, jangan ngrusuhi," kata warganet yang lain. 

"Statement politik yang multitafsir banget, entah ini mimpi bunga tidur atau mimpi blio harap jadi kenyataan, supaya habis ini Pak Jokowi dan Bu Mega stop untuk berpolitik kembali saja ke kampung halaman," tulis akun warganet yang lainnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Pertemuan kedua tokoh politik ini setidaknya membawa dua pesan besar yang bermuara pada nilai dasar persaudaraan, yakni politik itu harus menghasilkan sesuatu yang merupakan kepentingan bersama bagi bangsa dan negara.

Pesan pertama, Puan dan AHY sama-sama tokoh muda. Karena itu, pertemuan keduanya setidaknya membawa ajakan bagi anak muda bangsa kita untuk selalu bergandengan tangan, meskipun pilihan politiknya berbeda.

 


Harapan Pemilu Damai

Menghadapi Pemilu 2024, kedua partai itu telah memilih koalisinya masing-masing. Partai Demokrat berkoalisi dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung bakal calon presiden Anies Baswedan, sementara PDI Perjuangan berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.

Menghadapi tahun pemilu atau tahun politik, biasanya media sosial akan ramai dengan konten-konten yang berisi ajakan untuk memilih calon presiden atau wakil presiden yang didukung. Terkadang ajakan itu dibumbui dengan konten yang menjelekkan lawan, meskipun isinya berupa fitnah atau hoaks.

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2022 menunjukkan bahwa penetrasi internet pada kelompok usia muda mencapai 90 persen lebih. Artinya, media internet, khususnya media sosial, kini banyak dikuasai oleh generasi muda.

Dengan demikian, maka menjadi kewajiban semua pihak, termasuk partai politik dan pengurusnya, menjaga mental generasi muda yang kini menguasai media sosial, agar mereka tidak terjebak dalam arus polarisasi dukungan di Pemilu 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya