Selain The Flash, Ini Film DC yang Juga Mendapat Rating Buruk

Selain The Flash, ada beberapa film DC yang juga disebut sebagail film yang "gagal" karena mendapat rating kurang memuaskan.

oleh Tifani diperbarui 21 Jul 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2023, 04:00 WIB
The Flash dalam Justice League
The Flash dalam Justice League. (Warner Bros / Twitter)

Liputan6.com, Yogyakarta - Film The Flash tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia pada Rabu (14/06/2023) lalu. Film DC Extended terbaru karya Warner Bross ini menampilkan lika liku Berry Allen alias The Flash sebagai superhero.

Dalam sinopsis The Flash, pergulatan jiwa sang pahlawan akhirnya menyebabkan benturan antar semesta. Peristiwa lintas ruang dan waktu tersebut menjadi masalah baru yang melibatkan sederet superhero lainnya.

Sayangnya, meski disambut dengan meriah oleh para penggemar film-film DC, The Flash hanya meraup pendapatan kotor US$ 267,2 juta (sekitar Rp 4 triliun) secara global selama 31 hari penayangannya di bioskop.

Padahal, film garapan sutradara Andy Muschietti itu telah menelan anggaran hingga US$ 220 juta (sekitar Rp 3,29 triliun). Biaya tersebut belum termasuk biaya promosi.

Hal ini menjadikannya sebagai salah satu box office bomb terbesar dalam sejarah film Hollywood. Sekaligus membuat Warner Bros merugi hingga sekitar US$ 200 juta (sekitar Rp 2,99 triliun).

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, film ini telah turun tayang dari bioskop. Warner Bros sendiri telah merilis film ini secara digital di beberapa platform pada Selasa (18/7/2023).

Selain The Flash, ada beberapa film DC yang juga disebut sebagail film yang "gagal" karena mendapat rating kurang memuaskan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa film DC rating buruk yang dianggap gagal.

1. Man Of Steel (2013)

Man of Steel ternyata mendapatkan respons yang kurang positif dari para kritikus. Film yang mengisahkan origin dari Superman ini dinilai berhasil dalam menggambarkan sosok Clark Kent.

Selain itu, beberapa kritikus juga menilai bahwa Man of Steel penuh adegan aksi yang seru, terutama pada bagian akhir filmnya. Sayangnya, terlepas dari banyaknya adegan aksi, sebagian besar kritikus menganggap Man of Steel sebagai film yang hambar.

Ada juga yang menyebut Man of Steel sebagai film yang bagus secara keseluruhan. Namun, tetap jadi film yang buruk bagi Superman karena minimnya adegan yang menyentuh pada kisah origin-nya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Batman Vs Superman: Dawn Of Justice (2016)

2. Batman Vs Superman: Dawn Of Justice (2016)

Batman v Superman merupakan film kedua dari DCEU dan menjadi momen pertama kalinya para superhero berkumpul dalam satu film live action. Selain Batman dan Superman, film ini juga menampilkan sosok Wonder Woman serta Aquaman meski cuma sebentar.

Lalu, film ini juga menghadirkan dua villain utama, yaitu Lex Luthor serta Doomsday. Para kritikus film menilai dua villain inilah membuat konflik ceritanya menjadi kurang fokus.

Selain itu, kritikus juga menilai kalau alur cerita dari film ini berlangsung secara absurd terlepas dari durasinya yang mencapai 2 setengah jam.

3. Suicide Squad (2016)

Sejauh ini, Suicide Squad masih memegang predikat sebagai film DCEU dengan rating terburuk. Bayangkan saja, film yang menampilkan sekelompok villain dalam misi menyelamatkan dunia ini cuma mendapatkan skor 26% saja pada situs Rotten Tomatoes.

Menariknya, film The Suicide Squad (2021) yang menjadi sekuelnya justru mendapatkan respons yang sangat positif. Pasalnya, The Suicide Squad sukses meraih skor 90% pada situs yang sama dan menjadi film DCEU ketiga dengan rating terbaik.

4. Justice League (2017)

Para kritikus film menilai Justice League sebagai film superhero yang membosankan. Belum lagi sejumlah kontroversi lainnya yang terjadi di balik layar yang membuat citra film ini semakin buruk.

Ironisnya, Zack Snyder’s Justice League (2021) yang merupakan versinya Zack Snyder setelah pemberhentiannya justru mendapatkan respons yang cukup positif.

5. Wonder Woman 1985 (2020)

Film solo Wonder Woman yang rilis pada 2017 menjadi film DCEU yang cukup laris. Bahkan, mampu meraih rating hingga 93% di laman Rotten Tomatoes.

Sayangnya, hal ini enggak berlaku dalam film solo keduanya yang kembali melibatkan Patty Jenkins sebagai sutradaranya. Wonder Woman 1984 cuma berhasil meraih skor 58% dan juga mendapat predikat “busuk”.

Kritikus menilai bahwa film ini memiliki alur cerita yang sangat lamban. Selain itu, mereka juga beranggapan kalau konklusi dari segala konflik pada akhir film ini terasa kurang memuaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya