Honor Tenaga Medis Rendah, Wajar Jika Indonesia Kehilangan Triliunan Rupiah Tiap Tahun

Rendahnya honor tenaga medis non Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Medan turut menarik perhatian Prof Ridha Dharmajaya.

oleh Reza Efendi diperbarui 23 Sep 2023, 15:10 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2023, 15:09 WIB
Prof Ridha Dharmajaya
Prof Ridha Dharmajaya

Liputan6.com, Medan Rendahnya honor tenaga medis non Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Medan turut menarik perhatian Prof Ridha Dharmajaya.

Sebagai seorang ahli tenaga medis, Ridha menganggap wajar jika Indonesia harus kehilangan triliunan rupiah tiap tahunnya, karena banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.

"Wajar saja, karena kita sendiri tidak memberi penghargaan terhadap profesional kita di bidang medis," kata Ridha, Sabtu (23/9/2023).

Menurutnya, tak hanya ASN Kesehatan, kondisi ini juga berlaku untuk setiap pekerjaan bidang lainnya. Bagaimanapun, prestasi baik yang terpenting adalah penghasilannya.

"Perusahaan internasional besar mengadopsi 5 P dalam peningkatan kualitas. Pertama menjadi prioritas adalah payment atau penghasilan dari karyawan, selanjutnya jaminan kesehatan serta orang-orang pekerjanya atau people," sebunya.

 

Berpengaruh Terhadap Hasil Kerja

[Fimela] Corona
ilustrasi tenaga medis | pexels.com/@polina-tankilevitch

Diungkapkan Ridha, masalah penggajian akan berpengaruh besar terhadap hasil kerja, sehingga menjadi perhatian penting perusahaan.

"Seperti sebuah pribahasa asing, kalau kami kasih kacang kami akan dapat monyet. Pribahasa ini berbanding lurus dalam menghargai seseorang dengan prestasinya, terlebih tenaga kesehatan," ucapnya.

Disinggung berapa kisaran honor yang layak harusnya diterima tenaga medis, menurut pria yang berprofesi sebagai dokter spesialis bedah ini adalah saat penghasilannya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, baik itu biaya pendidikan dan juga biaya hidup keluarga.

"Mengingat tuntutan tenaga medis bekerja itu luar biasa, karena berhadapan dengan hajat hidup orang banyak. Jadi tanggung jawabnya besar juga," ucapnya.

"Saya berharap pemerintah menjadikan hal ini sebagai perhatian, agar Indonesia bisa bersaing dengan luar negeri," sambungnya.

Honor Tenaga Medis Non ASN Rendah

Ilustrasi tenaga medis/Unsplash Hush
Ilustrasi tenaga medis/Unsplash Hush

Rendahnya honor tenaga medis non ASN menguak setelah diungkapkan Sekretaris Komisi 2 DPRD Kota Medan, Wong Chun Sen Tarigan.

Dirinya menerima informasi, honor tenaga medis non ASN di Kota Medan masih rendah dan di bawah Upah Minimum Kota (UMK) sehingga perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan, termasuk juga rumah sakit yang mempekerjakan tenaga medis.

Dikatakan Wong, tenaga medis Non ASN di Medan yang masih menerima honor kerja itu adalah perawat, bidan, dan dokter.

"Bahkan ada saya temukan, honor dokter itu hanya Rp 75 ribu per satu ship kerja. Sehingga jika ditotal per bulan hanya berkisar Rp 2 jutaan. Ini perlu perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, agar ada standar honor tenaga medis di Medan dan paling tidak disesuaikan dengan UMK," sebutnya.

Wong Chun Sen mengatakan itu saat menghadiri acara pertemuan tindak lanjut komunitas dan pemangku kepentingan jejaring DPPM untuk optimalisasi pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) terkait layanan TBC di Medan, di Grand Mercure, beberapa waktu lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya