Peran Penting Media Massa Pengaruhi Persepsi Masyarakat Soal Isu Bunuh Diri

Media massa menjadi acuan bagi kebanyakan masyarakat. Sehingga penting memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama berkaitan dengan isu mental health terutama bunuh diri. Sebab media masaa memiliki peran sangat penting dalam persepsi masyarakat.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Okt 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2023, 09:00 WIB
Depresi Menjadi Penyebab Umum Tindakan Bunuh Diri
Ilustrasi Depresi Credit: freepik.com

Liputan6.com, Yogyakarta - Isu mental health saat ini tengah dicari kalangan anak muda sehingga media massa memiliki peran sangat penting untuk memengaruhi persepsi masyarakat tentang isu tersebut terutama bunuh diri. Manajer Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM, Nurul Kusuma Hidayati, mengatakan penyampaian berita dapat menjadi alat advokasi, namun dapat juga berdampak negatif. 

“Apakah itu pengaruh positif atau negatif tergantung bagaimana jurnalisme itu dilakukan,” jelasnya di Ruang Fortakgama UGM Kamis 19 Oktober 2023.

Sekolah wartawan kali ini mengangkat tema Etika Pemberitaan di Media Terkait Kesehatan Mental dan Bunuh Diri.  Kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan baru bagi insan media terkait pemberitaan bunuh diri agar tidak memicu perilaku bunuh diri. 

Nurul menyatakan paparan atau perilaku bunuh diri dapat datang dari lingkungan keluarga, pertemanan sebaya dan tayangan media sehingga meningkatkan kasus bunuh diri. Oleh karena itu pentingnya narasi berita yang baik di media. 

“Pemberitaan bunuh diri di media ini berpotensi meningkatkan terjadinya copycat suicide atau tindakan bunuh diri yang dilatarbelakangi meniru kasus bunuh diri sebelumnya,” jelasnya. 

 Nurul menekankan narasi pemberitaan mempertimbangkan apakah akan memperkuat atau justru melawan stigma. Sebab akan memengaruhi persepsi orang terhadap hal-hal itu, selain itu meminta persetujuan narasumber yang  memerhatikan dampak jangka panjang terhadap penerbitan artikel. 

“Wartawan akan melanjutkan hidup seperti biasa setelah artikel terbit. Namun orang-orang yang jadi sorotan di dalamnya akan terus terhubung dengannya dalam jangka waktu yang panjang,”urainya.

Nurul menambahkan isu bunuh diri dan kesehatan mental juga harus mempertimbangkan soal trauma dalam pemberitaan. Apakah proses pelaporan baik wawancara atau foto akan membuat seseorang mengalami trauma kembali yang pernah terjadi. 

Menurut Nurul dampak pemberitaan bunuh diri tidak terbatas pada efek yang merugikan, tetapi juga cara mengatasi situasi sulit seperti yang dicakup dalam berita tentang ideasi bunuh diri dapat memiliki efek protektif.

“Penyampaian berita tentang bunuh diri oleh media juga bisa memiliki efek protektif seperti bagaimana deteksi dini bunuh diri, bagaimana saat menghadapi situasi sulit dan lainnya,”terangnya.

Nurul menjelaskan 4 kunci efektif intervensi untuk pencegahan bunuh diri  berdasar penelitian yaitu pertama, membatasi akses sarana prasarana tindak bunuh diri. Kedua, interaksi yang intensif dengan media untuk pelaporan bunuh diri yang profesional dan bertanggung jawab dan ketiga, mengembangkan life-skill/kecakapan hidup sosio-emosional pada remaja.

“Terakhir, melakukan identifikasi/deteksi dini, observasi, mengelola tindak lanjut untuk para individu yang terpengaruh dengan tindak bunuh diri,” ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya