Perjalanan Berat Warga Daerah Terpencil Pinogu untuk Sehat

Kepala Puskesmas Pinogu Suparjan Petasule membenarkan informasi tersebut. Kurangnya peralatan medis dan tenaga kesehatan menjadi kendala utama dan pasien terpaksa dirujuk.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 11 Nov 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 07:00 WIB
Akses Pinogu
Sesama tukang ojek saling membantu akibat kondisi akses jalan menuju Kecamatan Pinogu yang sulit. (Foto: Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Selain akses jalan dan jaringan listrik yang kerap didengungkan, warga Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo meminta agar pemerintah memperhatikan pelayanan kesehatan di kecamatan terpencil itu.

Selain kekurangan tenaga kesehatan (nakes), puskesmas di wilayah itu tak memiliki fasilitas medis penunjang. Padahal, Kecamatan Pinogu sendiri sudah seharusnya memiliki fasilitas medis agar masyarakat yang sakit tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit.

Terlebih bagi ibu hamil yang harus mendapatkan penanganan serius. Dengan keterbatasan itulah, ibu hamil harus dibawa ke rumah sakit melalui tengah hutan dengan cara digotong.

"Bayangkan ibu hamil harus digotong oleh beberapa orang menuju rumah sakit dengan perjalanan yang begitu jauh" kata Santo salah satu warga Pinogu.

Menurutnya, sudah beberapa pasien yang mengalami hal ini dan sudah beberapa kali terjadi. Tidak hanya kasus ibu hamil, orang sakit yang harus mendapatkan pertolongan medis juga terpaksa digotong.

"Orang sakit, ibu hamil harus dibawa dengan menempuh perjalanan di tengah hutan dengan jarang kurang lebih 50 kilometer," katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pinogu Suparjan Petasule membenarkan informasi tersebut. Kurangnya peralatan medis dan tenaga kesehatan menjadi kendala utama dan pasien terpaksa dirujuk.

Dirinya bilang, alat medis untuk Kabupaten Bonebol sendiri dirasa sudah lengkap. Akan tetapi tidak ada satupun alat itu berada di Puskesmas Pinogu.

"Kalau ada pasien yang sudah tidak bisa ditangani, terpaksa kami rujuk. Karena, untuk membawa peralatan medis ke Pinogu itu jauh dengan biaya yang tidak sedikit" ungkapnya.

"Meskipun alat medis ada, tapi kan semua menggunakan listrik. Jadi memang kondisinya seperti ini yang harus dipikirkan bersama," imbuhnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Tanggapan Anggota DPRD

Yuriko Kamaru
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Yuriko Kamaru (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Yuriko Kamaru menanggapi keluhan tersebut, dirinya bahkan membenarkan kondisi Pinogu saat ini memang sudah seperti itu. Solusi yang ditawarkan ialah kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk membangun Pinogu.

"Di Berbagai kesempatan saya selalu katakan, Pinogu harus dilihat dari sisi keadilan sosial. Artinya harus ada kolaborasi membangun Pinogu. Jadikan Pinogu sebagai potensi, bukan beban," kata Yuriko.

"Jika kita menganggap Pinogu sebagai beban, maka saya yakin dan percaya pemerintah tidak akan ikhlas membangun Kecamatan itu," katanya.

Yuriko mengaku, dengan banyaknya keluhan yang ada di Pinogu, ia tidak akan berhenti berjuang. Mulai dari akses jalan, listrik, fasilitas kesehatan dan pendidikan akan terus diperjuangkan.

"Saya tidak akan berjanji, tapi saya akan terus berjuang apa yang menjadi persoalan di Pinogu saat ini. Semua saya sudah catat dan akan menjadi dasar perjuangan di DPRD," tegasnya.

 

Tentang Pinogu

Pinogu merupakan sebuah kecamatan terluas di Kabupaten Bonebol. Kecamatan ini merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Suwawa. Pada masa silam di Kecamatan Pinogu berdiri Kesultanan Suwawa pada 500 tahun yang lalu.

Selain dikenal dengan tanah leluhur, Pinogu juga terkenal dengan kopi pinogu yang khas. Selain komoditi kopi yang berlimpah, komoditi lain seperti beras dan jagung organik juga dihasilkan dari kawasan ini.

Untuk pergi ke Pinogu terdapat dua alternatif transportasi ke daerah itu. Berjalan kaki dan menyewa jasa ojek dengan motor yang sudah dimodifikasi khusus. Sementara kendaraan roda empat sama sekali tak bisa melintas.

Jika ingin berjalan kaki ke Pinogu, dibutuhkan waktu selama 8 jam dengan melintasi belantara hutan. Waktu tempuh bisa lebih lama jika pejalan kaki banyak beristirahat selama perjalanan.

Sementara untuk naik ojek, transportasi alternatif satu-satunya bila ingin tiba lebih cepat ke Pinogu. Namun, tarif sewa ojek tersebut terbilang cukup mahal.

Sulitnya medan yang harus ditempuh membuat ongkos ojek mencapai Rp 700 ribu hingga Rp800 ribu untuk biaya pulang pergi. Tentu kondisi ini sudah dirasakan warga Kecamatan Pinogu selama puluhan tahun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya