Fuji Mengaku Punya ADHD, Apa Sebetulnya Tanda-Tanda Umum ADHD?

Meskipun ADHD dapat menimbulkan tantangan dalam kehidupan sehari-hari, gejala pada anak-anak dan orang dewasa bervariasi dan terkadang sulit dikenali.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Des 2023, 15:35 WIB
Diterbitkan 28 Des 2023, 15:32 WIB
Fuji
Fuji tampil berani dengan eksplorasi gaya fashion yang curi perhatian saat di Jepang. [Foto: Instagram/ Fujian]

Liputan6.com, Yogyakarta - Sedang ramai diperbincangkan selebritas Indonesia Fujianti Utami Putri atau lebih dikenal dengan panggilan Fujian mengaku punya didiagnosis mengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan mental berupa impulsif atau hiperaktif.

Lantas apa tanda-tanda umum ADHD pada remaja? Dikutip dari sejumlah sumber, ADHD adalah gangguan perkembangan saraf kompleks yang dapat memengaruhi kemampuan untuk beraktivitas dalam berbagai aspek kehidupan, seperti di sekolah, di tempat kerja, dan bahkan di rumah.

Meskipun ADHD dapat menimbulkan tantangan dalam kehidupan sehari-hari, gejala pada anak-anak dan orang dewasa bervariasi dan terkadang sulit dikenali.

ADHD umumnya didiagnosis pada anak-anak saat mereka remaja, dengan usia rata-rata tujuh tahun. Orang dewasa dengan ADHD biasanya gejala yang ditunjukkan cukup rumit sehingga acapkali diabaikan, ini membuat diagnosis terlambat di kemudian hari.

Tanda-tanda ADHD pada anak

ADHD utamanya menyebabkan gejala yang berhubungan dengan kurangnya perhatian, hiperaktif-impulsif, atau kombinasi keduanya. Dengan ADHD, seseorang bisa mengalami kesulitan dalam memperhatikan dan menjaga keteraturan, kegelisahan atau kegelisahan yang berlebihan, dan masalah dengan pengendalian diri atau perilaku impulsif.

Pada anak-anak atau balita dengan ADHD, hal ini dapat menimbulkan gejala di rumah, di tempat penitipan anak, atau di sekolah, seperti:

- kesulitan fokus pada aktivitas dan mudah teralihkan

- rendahnya rentang perhatian saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah

- gelisah, menggeliat, atau kesulitan duduk diam

- selalu membutuhkan gerakan atau sering berlarian

- melakukan aktivitas dengan suara keras atau mengganggu

- berbicara berlebihan dan menyela orang lain

 


Remaja

Gejala ADHD pada remaja

Seiring bertambahnya usia anak-anak dengan ADHD, gejala yang mereka alami bisa berubah. Dalam beberapa kasus, gejala-gejala tertentu yang terlihat pada masa kanak-kanak mungkin tidak terlalu menimbulkan masalah pada masa remaja, sementara gejala-gejala baru dapat muncul di tengah perubahan tanggung jawab yang menyertai bertambahnya usia.

Pada remaja dan remaja penderita ADHD, gejala lain yang mungkin muncul dapat berupa:

- kesulitan fokus pada tugas sekolah atau pekerjaan lain

-  sering melakukan kesalahan saat melakukan pekerjaan

- kesulitan menyelesaikan tugas, terutama tugas sekolah atau pekerjaan rumah

- masalah dengan organisasi tugas dan manajemen waktu

- sering melupakan barang atau kehilangan barang pribadi

- sering menghindari tugas-tugas yang melelahkan secara mental

- mengalami peningkatan frustrasi dan kepekaan emosional

- kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga

- peningkatan konflik dengan orangtua karena gejala ADHD yang memengaruhi kehidupan rumah tangga

Penting untuk dipahami bahwa meskipun gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif terkadang dapat menyebabkan remaja dengan kondisi ini terlihat 'tidak dewasa', hal tersebut hanyalah bagian dari ADHD dan tidak ada hubungannya dengan tingkat kedewasaan anak.

 


Dewasa

Tanda-tanda ADHD pada orang dewasa

Meskipun sebagian besar penderita ADHD didiagnosis sejak masa kanak-kanak, terkadang tanda dan gejala kondisi ini diabaikan atau disalahartikan saat itu, sehingga tak heran jika saat dewasa mereka bisa saja didiagnosis ADHD.

Pada orang dewasa, gejala ADHD dapat tampak berbeda dibandingkan pada masa remaja atau masa kanak-kanak karena perbedaan tanggung jawab yang dimiliki seseorang di masa dewasa. Menurut sejumlah literatur, orang dewasa cenderung mengalami:

- kesulitan beradaptasi menempuh pendidikan perguruan tinggi atau pekerjaan

- kesulitan lulus kelas atau menyelesaikan pekerjaan

- masalah dengan harga diri dan kesehatan mental secara keseluruhan

- masalah penyalahgunaan obat-obatan, terutama dengan alkohol

- tantangan hubungan dengan pasangan, keluarga, atau rekan kerja

- sering terjadi kecelakaan atau cedera

 

Penulis: Taufiq Syarifudin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya