Liputan6.com, Bitung - Pemprov Sulawesi Utara meresmikan pelayaran perdana kapal kargo SITC Container Line MV SITC Batangas Voy 2403 N, yang menjadi langkah awal menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai pintu gerbang ekspor Sulut ke pasar Asia.
Dalam pelayaran perdana tersebut, sejumlah komoditas pertanian dan perikanan Sulut yang telah melewati tindakan karantina turut diekspor ke beberapa negara di Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok.
Kepala Karantina Sulut I Wayan Kartanegara menyatakan bahwa, keberadaan institusi karantina saat ini dalam kelembagaan yang baru (Badan Karantina Indonesia) diharapkan dapat menjadi tools perdagangan dunia. Ini untuk memastikan keterimaan produk pertanian dan perikanan Indonesia khususnya Sulut sesuai dengan persyaratan standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat diterima tanpa adanya hambatan dan penolakan di negara tujuan.
Advertisement
“Peran kegiatan ekspor ini sangat mendukung pendapatan devisa negara dari provinsi Sulut,” ujarnya.
Selanjutnya pihak karantina menyatakan siap mengawal produk-produk ekspor dapat memenuhi standar yang dipersyaratkan negara tujuan.
“Kita perlu bekerja sama dalam kesuksesan ekspor produk pertanian dan perikanan ini,” tuturnya.
Dia mengatakan, Karantina akan ambil peran dalam membantu pemenuhan standar persyaratan yang ditetapkan negara tujuan sekaligus mengawal jaminan kelayakan dan keamanan produk bebas penyakit.
Selanjutnya para eksportir diharapkan dapat menjaga kualitas komoditas baik hewan, ikan dan tumbuhan serta produknya untuk kelancaran ekspor dan diterima oleh negara tujuan.
Wagub Sulut Steven Kandouw menyampaikan apresiasinya kepada seluruh instansi terkait sehingga terwujud ekspor komoditas pertanian dan perikanan melalui pelayaran langsung (direct call) ini.
Steven berharap dengan adanya Bitung sebagai gerbang ekspor dunia, ke depannya ekspor produk-produk hewan, ikan dan tumbuhan lainnya semakin menggeliat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sulut.
Diketahui, komoditas pertanian dan perikanan yang diekspor terdiri dari 3 kontainer santan beku (78,12 ton), 1 kontainer tepung kelapa (26,26 ton), 2 kontainer ikan asap kering (48 ton), dan 1 kontainer produk perikanan lainnya sebanyak 25,45 ton.
Pada kesempatan itu, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sulut menyerahkan sertifikat karantina. Pihak karantina memastikan dan penjamin produk tumbuhan dan ikan yang diekspor dalam kondisi sehat serta bebas penyakit sehingga aman untuk berlayar ke negara tujuan.
Baca Juga