Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Mengenal lebih dekat sosok Rahmat Dermawan, pria 32 tahun, calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) daerah pemilihan (Dapil) IV, meliputi kawasan Samboja, Muara Jawa, dan Sangasanga. Lantas, bagaimana sosok Rahmat Dermawan?
Rahmat menceritakan satu persatu runtut kehidupannya hingga menjadi calon legislatif Partai Persatuan Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Rahmat membuka cerita saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu, ia kerap diremehkan sebelah mata.
Ayah dan ibunya hannyalah seorang petani dan pedagang yang berjualan di salah satu pasar tradisional di Kecamatan Samboja. "Saya sering disepelekan. Orang tua saya tidak tamat SD, tetapi punya keyakinan bahwa nasib keluarga akan berubah ketika anaknya diwarisi pendidikan yang baik," katanya.
Advertisement
Rahmat merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ia lahir di Samboja pada 1991 silam. Pemuda pesisir ini sempat mengenyam pendidikan di SD 004 Samboja, MTS Al Jihad Samboja, MAN Nuruddin Samboja, hingga berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman.
Kata Rahmat, kakak dan adiknya wajib merasakan pendidikan sampai bangku perguruan tinggi. Namun, hanya dirinya yang melanjutkan studi untuk menyandang gelar Magister di Samarinda.
"Saya hanya ingin mengangkat derajat orang tua, Meskipun harus berjuang tinggal di musala selama 1,5 tahun untuk menempuh S2, tapi itu adalah perjuangan saya," terangnya.
Semasa berkuliah, Rahmat Dermawan aktif berorganisasi di dalam atau internal kampus. Kala itu, ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden BEM Fisipol Universitas Mulawarman.
Tak hanya itu, Rahmat juga merupakan penggerak organisasi kedaerahan Himpunan Mahasiswa Samboja.
Pada 2016, ia juga mendirikan organisasi volunteer Rumah Inspirasi Kaltim dan organisasi ilmiah Distrik13 (diskusi tim dan riset) di Samboja.
"Selesai kuliah saya pulang kampung, mengaplikasikan banyak hal. Tapi memang terbatas, ketika jauh dari pusat ibukota provinsi, pembangunan di kampung sangat tertinggal," ucap Rahmat.
"Masyarakat hanya menjadi objek ketika pemilu. Ini yang menampik saya, bahwa kampung harus punya gebrakan mengambil anggaran untuk pembangunan. Oleh karena itu saya putuskan untuk merantau lagi," sambungnya.
Baca Juga
Jadi Tenaga Ahli DPRD Kaltim
Singkat cerita, pada 2019 Rahmat bertemu dengan politikus Samboja, Muhammad Samsun. Di situ ia duduk berdialog dan memiliki pandangan yang sama terkait pembangunan daerah.
Ia pun diberikan amanah menjadi Tenaga Ahli DPRD Kalimantan Timur. Rahmat pun mendapat kebebasan untuk menyerap banyak keluhan masyarakat di berbagai bidang seperti pertanian, perikanan, dan infrastruktur di desa-desa, termasuk transmigran Jawa.
Hal tersebut akhirnya memantik Rahmat untuk memfasilitasi petani dan nelayan membuat proposal. Tidak jarang, proposal tersebut bertumpuk hingga berdus-dus di rumahnya.
"Saya keliling Kukar membuat proposal untuk petani, nelayan, dan masyarakat desa. Petani sulit pupuk, jalan desa putus, pembangunan yang tertinggal. Ini terus saya dorong, usulan itu harus direalisasikan," terangnya.
Sebagai orang yang akan bertarung di kontestasi pemilihan legislatif 2024, Rahmat Dermawan justru makin sibuk bertemu masyarakat.
Menurutnya, untuk mendapat legitimasi menjadi wakil rakyat, para politisi harus lebih dulu menjadi bagian dari mereka.
Kata dia, turun ke masyarakat menjadi bagian dalam proses perjalanan hidup Rahmat Dermawan, bukan hanya pencitraan menjelang pemilu.
Menurutnya, Pemilu 2024 merupakan momentum pembuktian bahwa selama ini masyarakat merasa terfasilitas atau tidak dengan keberadaan dirinya.
"Lihat komitmennya dalam membangun daerah. Jangan sampai memilih orang yang hanya datang menawarkan uang menjelang pemilu," pungkasnya.
Advertisement