Transformasi Pariwisata: Lestarikan Budaya Lewat Konten Digital

Meriahnya Festival Semarapura tak bisa lepas dari pemanfaatan media sosial. Salah satu upayanya, dengan membuat konten-konten yang menarik sebagai strategi promosi pariwisata dan budaya.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 02 Mei 2024, 12:40 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2024, 11:04 WIB
Literasi Digital
Foto: Kominfo

Liputan6.com, Jakarta- Demi memperkenalkan berbagai potensi wisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Pemerintah daerah setempat menggelar Festival Semarapura ke-6 yang berlangsung di depan Monumen Ida Dewa Agung Jambe.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung, I Ketut Suadnyana mengatakan meriahnya Festival Semarapura tak bisa lepas dari pemanfaatan media sosial. Salah satu upayanya, dengan membuat konten-konten yang menarik sebagai strategi promosi pariwisata dan budaya.

"Agar para wisatawan tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut, buat konten-konten menarik dapat berupa audio, teks, gambar, dan video," ungkap I Ketut Suadnyana, saat diskusi literasi digital bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (1/5/2024).

Ia menilai, strategi mempromosikan pariwisata di ruang digital memiliki peran yang kuat. Namun dalam mempromosikan pariwisata, para konten kreator harus berlandaskan dengan nilai-nilai pancasila, budaya dan kearifan lokal setempat.

"Harus mampu mengakses, mengeksplorasi, menyeleksi dan mengelaborasi pengetahuan tentang Indonesia," tambahnya.

Hal senada dikatakan Pradnya Larasari, selaku koreografer dan konten kreator asal Bali. Ia menilai, kolaborasi antara teknologi dan budaya Lokal menjadi sangat penting. Kemudahan dan kecanggihan yang diberikannya, dapat disalurkan bagi kehidupan manusia.

Pradnya Larasari menyampaikan, pemanfaatan teknologi pada budaya lokal dapat dilihat dari penggunaan LCD proyektor dalam pertunjukan wayang cenk blonk. Kemudian saat Bade pada upacara ngaben menggunakan roda dan pengiringan latihan tari yang menggunakan speaker.

"Era teknologi dalam genggaman sekarang ini, semestinya dapat dimanfaatkan secara baik termasuk dalam hal ini dalam melestarikan budaya," Pradnya Larasari menimpali.

Menurutnya, generasi muda adalah sumber masa depan bangsa. Maka dari itu mereka harus berkiprah di baris terdepan mengawal harkat budaya bangsa. Apalagi lingkungan dan kebudayaan turut bersumbangsih dalam membentuk generasi muda yang berkarakter.

"Para generasi muda kita sudah semestinya sejak belia disemai sebagai generasi penerus yang memiliki akar kuat dengan lingkungan budaya luhurnya" ujarnya.

Sementara itu, Luh Ketut Ari Citrawati selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Klungkung, juga mengingatkan pentingnya mensosialisasikan literasi digital kepada masyarakat. Hal ini salah satu untuk melawan penyebaran informasi palsu.

Kemudian, pihaknya juga memiliki program antarkan informasi cerdaskan masyarakat (Anti Cemas). Kegiatannya antara lain melaksanakan sosialisasikan pemanfaatan teknologi informasi kepada masyarakat dengan datang ke sekolah dan desa.

"Ini merupakan komitmen bersama dalam rangka meningkatkan litersi digital kepada masyarakat melalui ajakan berbagi konten yang positif dan memanfaatkan internet dengan bijak serta bertanggung jawab," Luh Ketut Ari Citrawati membeberkan.

Sekedar informasi, Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika menyebut jumlah pengunjung yang hadir dalam Festival Semarapura ke-6 sebanyak 350.974 dengan jumlah transaksi lebih dari Rp 4 milyar.

Pada festival ini panitia melibatkan 1000 seniman untuk menampilkan atraksi budaya seperti Tari Lawang Balingkang, Solah Barong Sebarung, Gong Kebyar, koloborasi Tari Barong dan Barong Sai, Grand Final Jegeg Bagus, dan fashion show.

Tidak hanya itu, dalam Festival Semarapura tahun ini juga menyajikan pameran para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mulai dari kuliner, fashion, dan kerajinan tangan yang totalnya mencapai 120 stan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya