Peralihan Musim di Kalsel Tidak Merata, Tala Tanbu Justru Puncak Musim Hujan

Kondisinya saat ini netral itu meliputi bulan Juli, Agustus, September, dengan jenis La Nina yang lemah.

oleh Aslam Mahfuz diperbarui 17 Jun 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2024, 21:00 WIB
BMKG Kalsel Banjarbaru
Kantor BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru Kalimantan Selatan (Liputan6.com/Aslam Mahfuz)

Liputan6.com, Banjarbaru - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kalimantan Selatan (BMKG Kalsel) Stasiun Klimatologi Klas I, Goeroeh Tjiptanto menyebutkan jika institusi BMKG seluruh dunia memprediksi ada potensi La Nina yang akan berdampak di Indonesia termasuk Kalsel.

Diprediksi La Nina bakal muncul pada bulan Juli, Agustus, September, dengan jenis La Nina yang lemah.

"Sebelumnya, La Nina itu bukan badai, kejadiannya pun di samudera Pasifik, sehingga tidak terjadi di Indonesia tapi akibatnya bisa saja karena namanya global, terus isu La Nina itu sampai sekarang belum terjadi," ujar Goeroeh kepada Liputan6.com, Jumat (14/06/2024).

Ia menjelaskan keadaan di Pasifik itu suhu muka lautnya masih di kategori netral atau normal seperti biasanya meski demikian, tapi diprediksi ada potensi La Nina. La Nina sendiri merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi secara periodik. Fenomena ini menyebabkan suhu muka laut di wilayah tersebut mengalami penurunan, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya.

Status La Nina saat ini memang netral, namun potensi itu ada pada bulan Juli, Agustus, dan September. La Nina dikategorikan ada tiga jenis, lemah, sedang, dan kuat. Namun ini disebutkan dengan jenis lemah.

"Permasalahannya adalah di Juli Agustus September termasuk di Kalsel itu biasanya musim kemarau yang dipengaruhi oleh La Nina sehingga dimungkinkan kemarau ini turun hujan, atau yang biasa disebut dengan kemarau basah," terang Goeroeh.

"Tidak semua daerah di Kalsel kemarau basah, daerah-daerah Kalsel kita membagi itu dari pegunungan Meratus, seperti Batola, Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan itu cenderung kemaraunya itu kemarau basah, tapi untuk Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru itu cenderung ke kemarau normal," lanjutnya.

Kejadian kemarau basah di Kalsel tidak merata, tahun ini juga sifatnya mundur sebab biasanya terjadi pada bulan Mei sudah mulai di beberapa daerah di Kalsel. Tetapi tahun 2024 ini, pertengahan Juni ini baru kemarau, itupun terjadi di beberapa daerah seperti Batola, Banjarmasin, sebagian di Banjar, sebagian Tapin, sekarang dalam masa peralihan.

Kalsel Bagian Timur Puncak Musim Hujan

Goeroeh juga menjelaskan terkait ketidakmerataan musim di Kalsel, wilayah Barat sedang kemarau basah atau masa peralihan namun wilayah Timur sedang puncak-puncaknya musim hujan.

"Jadi Kabupaten Tanah Laut - Tanah Bumbu mulai dari Kintap, Sungai Danau, Angsana sampai Batulicin justru sekarang itu puncaknya musim hujan, diprediksi di daerah sana itu kemaraunya baru masuk di awal Agustus," ujarnya.

Secara keseluruhan keadaan musim kemarau di Kalsel disebutkan pendek. Kurang lebih di awal November sudah masuk musim hujan lagi.

Perbedaan musim di wilayah Kalsel ini merupakan kewajaran, berdasarkan dengan kondisi karakteristik wilayah iklimnya. Semuanya berbeda dan ini bukan hal yang terjadi  di tahun ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya