Cerita di Balik Warga Kudus yang 'Haram' Sembelih Sapi Setiap Idul Adha

Tidak seperti umat muslim di daerah lain, di Kudus tiap Idul Adha masyarakat enggan menyembelih sapi. Tradisi lama itu dipertahankan hingga sekarang. Bagaimana ceritanya?

oleh Ahmad Adirin diperbarui 18 Jun 2024, 19:02 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 19:02 WIB
Idul Adha di Kudus
Seekor kerbau ditempatkan di halaman belakang kawasan Makam dan Masjid Menara Sunan Kudus. (Liputan6.com/ Arief Pramono)

Liputan6.com, Kudus - Perayaan Hari Raya Idul Adha pastinya dibarengkan dengan prosesi penyembelihan hewan kurban. Di Indonesia, hewan kurban yang disembelih saat momen hari besar umat Islam adalah sapi, kambing atau domba.

Namun hal itu berbeda di Kabupaten Kudus. Masyarakat tidak menyembelih sapi sebagai wujud toleransi, dan menggantikannya dengan kerbau. Salah satu kearifan lokal masyarakat Kabupaten Kudus itu masih bertahan hingga saat ini.

Sejarah di balik penyembelihan kerbau oleh masyarakat di Kudus merujuk pada sikap Sunan Kudus, salah satu Walisongo. Hal itu untuk menghormati penduduk Kudus yang kala itu mayoritas masih beragama Hindu.

Sunan Kudus yang bernama asli Ja’far Shadiq datang ke Kudus pada abad ke-16. Saat itu, Agama Hindu masih banyak dianut masyarakat Kudus. Bagi umat Hindu, sapi adalah hewan suci.

Meskipun pada akhirnya banyak masyarakat Hindu di Kudus beralih memeluk Islam, namun tradisi sikap toleransi yang diwariskan Sunan Kudus masih membumi dan dilakukan warga Kota Kretek saat ini.

Namun pada dasarnya, tidak ada larangan bagi masyarakat muslim di Kudus yang hendak berkurban dengan sapi. Meski tidak terlalu banyak, warga di sejumlah wilayah di Kudus juga menyembelih sapi saat Idu Adha.

Pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Denny Nur Hakim mengatakan, tradisi penyembelih kerbau sebagai hewan kurban merupakan salah satu ajaran Sunan Kudus dalam syiar Islam kala itu.

“Berkurban dengan menyembelih kerbau, karena masyarakat Kudus sampai saat ini masih memegang teguh ajaran Sunan Kudus yakni tidak menyembelih sapi," ujar Denny Nur Hakim saat ditemui Liputan6.com, di kawasan Masjid dan Menara Kudus pada Senin (17/6/2024).

Pada masa Sunan Kudus, kata Denny, mayoritas penduduk di tanah Jawa khususnya di Kabupaten Kudus, banyak yang memeluk agama Hindu. Bagi ummat Hindu, sapi adalah hewan yang disakralkan. Nah untuk menjaga nilai toleransi tersebut, Sunan Kudus mengganti penyembelihan sapi dengan kerbau.

"Masyarakat di Kudus hingga saat ini masih berpegang teguh pada tradisi menyembelih kerbau. Selain itu, kambing atau domba juga digunakan sebagai hewan kurban," terang Denny.

Sejumlah desa di Kudus sudah mulai muncul fenomena menyembelih sapi saat kurban. Tentu saja hal ini sah-sah saja, sebab sebagai bagian dari warga Kudus, perlunya saling menghormati dan toleransi.

Sementara itu, H. Zaekan selaku panitia penyembelihan kurban di Masjid Al Aziz Desa Rendeng Kudus, mengakui bahwa tradisi menyembelih kerbau sudah ada sejak zaman Sunan Kudus.

"Dari dahulu, masyarakat di Kudus khususnya di Desa Rendeng menyembelih kerbau. Tradisi ini mengurbankan kerbau sudah ada sejak zaman Sunan Kudus," ujar pengusaha jual beli kayu tersebut.

Tak hanya itu, tradisi penyembelihan kerbau, juga melekat dalam sajian kuliner khas Kota Kudus. Diantaranya seperti soto kerbau, nasi pindang kerbau dan sate daging kerbau yang menjadi makanan favorit masyarakat setempat.

Sejumlah desa di Kudus sudah mulai muncul fenomena menyembelih sapi saat kurban. Hal ini syah-syah saja, sebagai bagian dari warga Kudus, kita perlu saling menghormati dan toleransi.

 

Sejarah Kurban Kerbau di Kudus

Sejarah penyembelihan kerbau saat Idu Adha oleh masyarakat Kudus, merujuk pada sikap Sunan Kudus, salah satu Walisongo, untuk menghormati penduduk Kudus yang mayoritas beragama Hindu.

Sunan Kudus yang bernama asli Ja’far Shadiq, datang ke Kudus pada abad ke-16. Saat itu, agama Hindu masih banyak dianut masyarakat setempat. Bagi umat Hindu sendiri, sapi adalah hewan suci.

Karena sikap menghormati yang dilakukan Sunan Kudus itulah, banyak masyarakat menaruh simpati. Hingga akhirnya secara perlahan, masyarakat tertarik mendengarkan dakwahnya tentang syiar Islam.

Sikap toleransi yang dipegang Sunan Kudus, sebagai media membangun hubungan baik dengan sesama manusia. Meskipun pada akhirnya masyarakat Hindu di Kudus beralih memeluk Islam, namun tradisi sikap toleransi yang diajarkan Sunan Kudus masih melekat hingga sekarang.

Salah satunya adalah mengganti hewan kurban sapi dengan kerbau, saat perayaan Hari Raya Idul Adha. Namun pada dasarnya, tidak ada larangan bagi masyarakat Muslim di Kudus yang hendak berkurban dengan sapi. (Arief Pramono)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya