Liputan6.com, Medan Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, menemukan masih ada sarana dan prasarana berusia tua yang dijadikan bahan praktek pelatihan bagi guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Hal itu dilihatnya ketika mengunjungi Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bangunan dan Listrik (BBPPMPV BBL) Medan, Jalan Setiabudi, Senin, 22 Juli 2024.
Sofyan Tan mengunjungi beberapa ruangan laboratorium praktek BBPPMPV BBL Medan. Dia terkejut, ternyata masih ada mesin-mesin tua tahun 1980-an yang digunakan sebagai bahan pelatihan guru kejuruan.
Advertisement
Baca Juga
Meski demikian, ada juga sarana prasarana praktek yang masih dianggap layak. Namun secara umum, kondisi tersebut menurutnya cukup miris. Karena seharusnya seluruh sarana dan prasarana praktek yang dijadikan bahan untuk pelatihan guru SMK sudah mengikuti perkembangan teknologi.
"Agar guru-guru SMK dapat mentransfer ilmu ke siswa di sekolah-sekolah kejuruan sesuai dengan kondisi kekinian," kata Sofyan Tan.
Tak Hanya Masalah Mesin Tua
Selain permasalahan mesin yang sudah tua, ketika berkunjung ke Laboratorium Ketenagalistrikan, Sofyan Tan menemukan alat praktek yang sudah modern kerja sama dengan PT Schneider Indonesia.
Permasalahannya, ketika para guru kejuruan dilatih menggunakan sarana yang ada di BBPPMPV BBL Medan, mereka tidak bisa mentransfer pengetahuannya ke sekolah tempatnya mengajar. Sebab di SMK belum ada tersedia sarana dan prasarananya.
"Masalahnya ada dua. Satu, masih memakai mesin tua, dan di sisi lain ada yang sudah modern tapi tidak bisa diturunkan ilmunya ke sekolah. Karena SMK-nya tidak punya alatnya," beber Politisi PDI Perjuangan tersebut.
Menurut Sofyan Tan, yang ditemukannya adalah kondisi nyata yang terjadi dalam dunia pendidikan vokasi di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, negara butuh biaya besar demi memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.
Advertisement
Akan Berjuang Maksimal
Sebagai tokoh yang sangat peduli dengan pendidikan, Sofyan Tan menegaskan, Komisi X DPR RI tetap akan berjuang memaksimalkan alokasi anggaran pendidikan. Harus diakui, harapan terkadang tidak sesuai dengan keinginan politik.
"Apalagi tahun depan pemerintah sudah mulai fokus mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan makan siang gratis dan pembangunan IKN," sebutnya.
Kepala BBPPMPV BBL Medan, Rasoki Lubis, mengakui bahwa masih ada mesin berusia tua yang mereka jadikan sebagai bahan praktek guru kejuruan.
"Meskipun mesin tersebut masih mumpuni untuk dijadikan bahan latihan, namun tentu tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi," ucapnya.
Harapan ke DPR RI
Rasoki berharap, melalui Komisi X DPR RI dapat tetap memperjuangkan anggaran pendidikan, khususnya bidang vokasi dalam rangka peningkatan keahlian para guru SMK.
"Bahkan ada yang mesinnya seumuran dengan saya, Pak Sofyan Tan," Rasoki mengungkapkan kepada Sofyan Tan.
Advertisement