Sosialisasi Pemenuhan Zat Besi pada Anak di Tangerang, Seperti Apa?

Zat besi ternyata sangat penting untuk usia anak, terlebih di golden age-nya. Kekurangan zat besi akan sangat berbahaya, bukan hanya untuk tumbuh kembang, tapi juga kecerdasan otak anak.

oleh Pramita Tristiawati Diperbarui 07 Mar 2025, 02:21 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 00:20 WIB
Sosialisasi Pemenuhan Zat Besi pada Anak di Tangerang, Seperti Apa?
Zat besi ternyata sangat penting untuk usia anak, terlebih di usia golden age-nya. Kekurangan zat besi akan sangat berbahaya, bukan hanya untuk tumbuh kembang, tapi juga kecerdasan otak anak.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Zat besi ternyata sangat penting untuk usia anak, terlebih di usia golden age-nya. Kekurangan zat besi akan sangat berbahaya, bukan hanya untuk tumbuh kembang, tapi juga kecerdasan otak anak.

Menurut data yang dihimpun dari laman IDAI.or.id, kebutuhan zat besi pada anak disesuaikan dengan usianya. Seperti bayi usia 6 hingga 12 bulan adalah 11 mg per hari, sedangkan anak berusia 1- 3 tahun atau batiya membutuhkan zat besi lebih sedikit, yaitu 7 mg per hari. 

Untuk memantau hal tersebut, merk supermarket Alfamidi, bekerja sama dengan SGM Eksplor menggelar Keluarga Sehat Alfamidi dalam program Edukasi Kesehatan Anak bertajuk “Cegah Kekurangan Zat Besi pada si Kecil”. 

"Acara berlangsung di gerai Alfamidi Super Teluknaga, Tangerang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi mengenai pentingnya pencegahan kekurangan Zat Besi pada anak serta cara menjaga kesehatan anak sejak dini,"ujar Retriantina Marhendra, Corporate Communication Manager Alfamidi, Kamis (6/3/2025).

Menurutnya, ini langkah untuk mendukung pemerintah ciptakan Generasi Emas 2045. 

Selain edukasi, berbagai aktivitas juga dihadirkan dalam kegiatan ini, diantaranya cek kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak. Menariknya, salah satu metode pengecekan menggunakan Kalkulator Zat Besi yang diinisiasi oleh SGM Eksplor.

Di tempat yang sama, Siti Hanifah selaku Ahli Gizi menjelaskan, saat ini banyak orang tua yang masih belum memahami dan menganggap kondisi kekurangan zat besi bukanlah hal yang penting bagi anak, padahal dampaknya sangat berpengaruh pada kognitif anak kedepannya. 

"Jika dibiarkan, kekurangan zat besi pada anak dapat menghambat perkembangan daya pikir anak seperti fokus dan aktif belajar yang nantinya berpengaruh pada menurunnya kualitas hidup anak. Faktanya, saat ini 1 dari 3 anak Indonesia masih mengalami kekurangan zat besi,"ujarnya.

Beberapa faktor menjadi pemicu kondisi kekurangan zat besi seperti kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan penyerapan zat besi yang buruk. Untuk itu penting memastikan anak-anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui makanan yang kaya akan zat besi seperti daging, ikan, telur, atau sayuran hijau. 

Jika diperlukan atau disarankan oleh dokter anak, susu pertumbuhan dapat menjadi salah satu sumber tambahan gizi untuk mencegah kekurangan zat besi pada anak-anak. Di sisi lain, orang tua juga perlu melakukan skrining kekurangan zat besi atau konsultasi ke tenaga ahli sebagai salah satu pencegahan kekurangan zat besi pada anak.

Sementara, Anggi Septie Morika, Head of Brand SGM Eksplor menjelaskan, pihaknya berkolaborasi bersama Alfamidi untuk terus memenuhi kecukupan zat besi anak Indonesia. SGM Eksplor terus berkomitmen untuk dukung generasi maju Indonesia sejak 1954 dengan menyediakan produk nutrisi berkualitas dan inovatif. 

"Kami juga menghadirkan Kalkulator Zat Besi, alat interaktif digital yang dirancang untuk memberi indikasi non-medis terkait kecukupan zat besi si kecil. Harapannya orang tua bisa melakukan cek mandiri kecukupan zat besi si kecil secara berkala dan sedini mungkin,"katanya.

 

 

 

 

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya